Haii..
Apa pagi kalian hari ini menyenangkan?
Apa kalian sudah melihat wajah kedua orang tua kalian
sebelum pergi melakukan aktivitas di luar rumah?
Sudah kah kalian sarapan dan berbincang sedikit bersama
mereka?
Apa saja percakapan kalian?
Dalam pikiran ku, kalian pasti saling bercerita seputar
hal-hal yang kalian lakukan kemarin hari.
Lalu orang tua kalian akan menambah kan sedikit cerita
pengalaman mereka sewaktu masih muda.
Benar tidak?
Hehehe... aku hanya menebak-nebak aja, karna sayangnya aku
tidak bisa seperti kalian.
Setiap pagi, yaa sebelum berangkat bekerja yaaa.. seperti
rutinitas anak-anak kos hahaha..
Mandi, sarapan kalau sempat langsung berangkat.
Tidak ada percakapan di meja makan, guyonan-guyonan kecil
dari sosok Malaikat tanpa sayap ku yang sudah pergi duluan. Hehehe...
Terkadang suka iri, kalau lagi jalan ke Mall Kongkow2 bareng
teman-teman terus nggak sengaja liat satu keluarga ada anak perempuan yang se umur sama aku bisa
pergi bareng, belanja bareng atau nonton bareng. Dalam hati cuman batin.
‘andai anak muda itu aku, andai mereka itu keluarga ku’
Kadang buat ngusir sepi, aku sering berlaku Abnormal kata teman-teman ku, hahaha...
Jujur itu bukan aku.
Aku cuman mencoba mencari perhatian mereka, karna aku merasa
kosong.
Tidak ada pondasi menompah ku lagi.
Figur ayah yang bisa melindungi aku dari laki-laki jahat,
yang menasehati aku bagaimana cara membedakan laki-laki yang baik dan figur
ayah yang dengan keras melarang aku.
Tidak ada .......
Kosong.
Aku sudah tidak merasakan puluhan tahun lalu.
Lalu, figur seorang Ibu yang akan kebanyakan di bilang orang
paling cerewet dan banyak mengatur.
Tapi aku justru rindu sosok itu.
Aku butuh figur yang mengarahkan aku jika aku salah jalan,
yang bakal ngomel berkepanjangan kalau aku bergaul dengan teman yang menurutnya
tidak baik, yang paling cerewet dll.
Aku rindu semua itu.
Aku sudah kehilang dua pondasi ku.
Aku seperti layangan limbung terombang-ambing terkena angin.
Sampai akhirnya aku mencoba mencari pengganti sosok mereka.
Pernah suatu waktu aku jatuh cinta.
Aku mengenal seorang laki-laki yang entah bagaimana aku
merasa dia bisa mengisi kekosongan yang waktu itu aku sendiri tidak tau apa
yang salah sama diri ku.
Ternyata itu.
Aku rindu akan kasih sayang dari Orang Tua.
Sebenarnya aku masih punya orang tua pengganti, mereka dari
kecil sudah merawat aku dan ternyata itu aja nggak cukup buat menobatkan mereka
sebagai Orang Tua ku.
Karna bagaimana pun sosok dan ekonomi orang tua kita, mereka
tidak akan pernah bisa di gantikan sosoknya. Karna harta yang banyak pun tidak
bisa membeli kasih sayang seorang orang tua.
Aku terlarut, aku salah menggangap dia bisa mengisi
kekosongan didalam hati aku. Karna pada dasarnya aku Haus Kasih Sayang. Aku butuh
di perhatikan, dan benar ternyata aku hanya di manfaatkan.
Dia mengetahui kelemahan ku, semua sudah aku berikan sama
dia.
Entah Allah tidak mau aku sakit terlalu jauh, mata ku
akhirnya di buka setelah cukup lama buta karna cinta. Dan sekarang aku sadar,
selama ini aku hanya dimanfaatkan, dia tidak benar-benar sayang, dia tidak
benar-benar tulus.
Padahal aku sudah full-full’an sma dia.
Aku berfikir dia bisa mengisi kekosongan di dalam sini. Ahahahaha
Mungkin dia tertawa di luar sana, melihat ada wanita sebodoh
aku yang percaya semua yg dia lakukan tulus.
Kasian bukan?
Karna hilangnya sosok orang tua anak bisa sebegini hilang
arah.
Aku sadar, aku sudah tidak punya sosok yang melindungi dan
menafkahi aku. Maka dari itu aku harus giat bekerja, aku harus terus kuliah.
Karna aku mau membuktikan sama orang-orang yang sudah
menertawakan aku di luar sana.
Meskipun aku tidak seperti kalian, meskipun aku harus
berusaha bangkit sendiri.
Tapi aku bisa Sukses, dan itu semua bener-bener dari
keringat ku, aku memulai semuanya dari Nol.
Walau kadang nggak bisa nahan air mata kalau lagi ada
masalah, dan aku bersyukur. Agama ku, Allah
selalu bersama aku. Setiap ada masalah sejadah selalu ada di 2/3 malam.
Hari ini, aku coba baca-baca artikel tentang “Motivasi Anak
Perempuan yang kehilang figur orang tua”
Dan nggak sengaja nemu isi blonya begini.
Fungsi dan
peran orang tua bagi anak-anaknya baik peran Ayah ataupun Ibu, dapat
dikelompokkan kedalam lima kategori berikut ini :
1.Perawat
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk merawat anak-anaknya semenjak dia lahir hingga mereka mampu merawat dirinya sendiri. Memakaikannya baju, memberinya makan, memandikannya, serta berbagai hal untuk memastikan kesehatan fisik & psikisnya selalu terjaga sehingga bisa tumbuh & berkembang dengan baik dan sempurna. Walaupun boleh jadi hal ini diwakilkan kepada orang lain (baby sitter atau lainnya), namun tetap semuanya atas otoritas orang tua. Apa jadinya jika seorang anak tidak mendapatkan perawatan dari orang tuanya ?
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk merawat anak-anaknya semenjak dia lahir hingga mereka mampu merawat dirinya sendiri. Memakaikannya baju, memberinya makan, memandikannya, serta berbagai hal untuk memastikan kesehatan fisik & psikisnya selalu terjaga sehingga bisa tumbuh & berkembang dengan baik dan sempurna. Walaupun boleh jadi hal ini diwakilkan kepada orang lain (baby sitter atau lainnya), namun tetap semuanya atas otoritas orang tua. Apa jadinya jika seorang anak tidak mendapatkan perawatan dari orang tuanya ?
“Apa jadinya jika seorang anak tidak mendapat perawatan dari orang tuanya?”
Di usia aku baru 4 tahun, ayah aku harus berpulang duluan karna sebuah
penyakit. Di umur segitu aku masih butuh sosok ayah tapi Allah lebih sayang
sama dia. Dari umur 4 tahun sosok ayah sudah lenyap dari hidup aku.
Aku kehilangan 1 pondasi ku.
Tidak ada yang mengajari aku bagaimana bertahan melawan kerasnya untuk
hidup, tidak ada yang mengkokohkan pundak ku untuk menompah beratnya
masalah-masalah sekarang.
Setelah itu, sosok ayah di gantikan oleh ibu ku.
di usia 4 tahun, aku tidak bisa merasakan seperti yang di tulis di atas
karna ibu ku sibuk mencari nafkah. Dan di usia 4 tahun aku sudah belajar
mandiri. Aku nggak boleh lemah seperti anak-anak sebaya ku, aku bisa mengurus
diriku sendiri aku harus bisa kuat sendiri.
2. Pelindung/penjaga
Orang tua akan selalu melindungi dan menjaga anak-anaknya dari berbagai gangguan, baik internal maupun eksternal agar sang anak selalu dalam kondisi aman. Gangguan internal yang datang dari dalam diri anak itu sendiri misalnya berupa penyakit. Orang tua tidak akan membiarkan anaknya digerogoti penyakit, ia akan segera mengobatinya supaya anaknya kembali sehat. Sedangkan gangguan eksternal bisa berasal dari berbagai sumber, entah gangguan saudaranya sendiri, teman-temannya, binatang, lingkungan, cuaca, maupun lainnya. Orang tualah yang akan selalu berusaha menjaganya hingga dia mampu menjaga dirinya sendiri.
Orang tua akan selalu melindungi dan menjaga anak-anaknya dari berbagai gangguan, baik internal maupun eksternal agar sang anak selalu dalam kondisi aman. Gangguan internal yang datang dari dalam diri anak itu sendiri misalnya berupa penyakit. Orang tua tidak akan membiarkan anaknya digerogoti penyakit, ia akan segera mengobatinya supaya anaknya kembali sehat. Sedangkan gangguan eksternal bisa berasal dari berbagai sumber, entah gangguan saudaranya sendiri, teman-temannya, binatang, lingkungan, cuaca, maupun lainnya. Orang tualah yang akan selalu berusaha menjaganya hingga dia mampu menjaga dirinya sendiri.
Untuk anak seperti aku, kayaknya no 2 ini nggak berlaku.
Dari umur 4 tahun aku bisa menjaga diriku sendiri, karna ibu
ku bekerja dari pagi ketemu sore, kadang malam dia harus berangkat kerja lagi. Soalnya
dia ikut kerja sebagai buruh jaman dulu ngeri banget jam kerjanya.
Kadang subuh-subuh bangun aku udah sendirian di tempat
tidur.
Bangun tidur, mandi sendiri, pakai baju sendiri, terus
kerumah teman cari hiburan hehe...
Jadi kita nggak usah bahas no 2 ini.
Karna mutlak aku nggak pernah ngerasain, jadi aku nggak tau
mau nulis apa.
3.Pemberi nafkah
“Jangan dulu punya anak, mahal “, sebuah kalimat yang pernah saya dengar dari sebuah film asing di televisi. Kalimat yang memang kurang tepat tapi cukup untuk memberi gambaran bahwa memiliki anak itu memang memerlukan biaya tidak sedikit. Biaya agar mereka bisa tumbuh kembang dengan baik, dengan aman & nyaman mencapai kedewasaan dan kemandirian. Mulai dari ketika ia bayi hingga ia dewasa dan sanggup menafkahi dirinya sendiri, merupakan tanggung jawab orang tua untuk menyediakan biayanya.
“Jangan dulu punya anak, mahal “, sebuah kalimat yang pernah saya dengar dari sebuah film asing di televisi. Kalimat yang memang kurang tepat tapi cukup untuk memberi gambaran bahwa memiliki anak itu memang memerlukan biaya tidak sedikit. Biaya agar mereka bisa tumbuh kembang dengan baik, dengan aman & nyaman mencapai kedewasaan dan kemandirian. Mulai dari ketika ia bayi hingga ia dewasa dan sanggup menafkahi dirinya sendiri, merupakan tanggung jawab orang tua untuk menyediakan biayanya.
Mungkin ini nggak berlaku lagi sama aku.
Mungkin waktu SD aku masih di biayai ibu ku, karna pas aku
udah masuk SD dia pindah kerja ke Melak, dia jadi tukang masak disana. Semenjak
ibu pindah kerja kesana Ekonomi keuarga sedikit tertolong kita nggak kekurangan
kae waktu kemarin.
Tapi, dampaknya. Aku bener-bener kehilangan sosok seorang
Ibu, aku nggak dapat kasih sayang yang cukup tapi aku nggak menyalahkan ibu ku.
Aku paham, krna dia cuman punya satu pilihan bukan dua
pilihan.
Dia harus jadi sosok ayah di keluarga dan itu semua demi
aku. Supaya aku nggak kekurangan.
Tapi pas masuk SMP. Alhamdullilah aku masuk dengan biaya ku
sendiri, aku emang nggak kerja, tapi setiap hari lebaran aku dapat uang dari
keluarga-keluarga ku. Aku masih ingat, aku nabung dari aku kelas 4 sampai waktu
SMP tahun 2007 tabungan ku sampai 2jt.
Di tahun segitu, aku bisa nabung sampai 2jt. Aku langsung
pakai buat biaya masuk sekolah sama beli buku-buku dan seragam.
Dan alhamdullilah lagi SPP aku dapat keringan dari sekolah,
kewajiban ibu ku wktu itu cuman bayar uang spp ku Rp.45.000 sampai 1 tahun.
Waktu kelas 2 sampai kelas 3 aku dapat beasiswa kurang
mampu, aku kalau nggak salah ingat kmring ngurus kekeluarahan. Alhamdullilah
jadi dari kelas 2 sampe kelas 3 aku nggak bayar SPP lagi, buku-buku juga aku
cari pinjamn sama kakak2 kelas, soalnya dulu masih bisa diwariskan karna
kurikulumnya belum beda.
Dan itu berlanjut sampai aku masuk SMA. Ibu ku sudah nggak
perlu keluar uang lagi.
Karna terbiasa hidup keras dari kecil, aku nggak biasa minta
sama orang tua ku, aku sadar Ekonomi keluarga ku waktu SMA anjlok turun. Karna Ibu
ku sudah gk kerja lagi, dan menikah lagi dengan Laki-laki nggak bertanggung
jawab.
Hehehe....
Selama ibu kerja di melak kemarin, ibu ketemu laki-laki
yang sekarang sudah jadi ayah tiri aku.
Sebenarnya mereka udah menikah waktu aku kelas 6 SD. Tapi busuknya
dia baru kelihatan pas aku menginjak kelas 1 SMA. Dia nggak tanggung jawab lagi
sama keluarga, dia jadi pemalas, nggak kerja, tapi tiap hari minta makan terus
sama ibu ku.
Terus akhirnya kakak ku marah dan ngusir orang itu
(aku punya kakak laki-laki, tapi di skip aja, nggak ada yg
perlu di ceritain dari diri dia).
Sebenarnya ibu aku masih sayang, tapi dia lebih sayang sama
anak-anaknya, jadi orang itu akhirnya pergi sampai sekarang aku nggak tau dia masih
hidup atau nggak.
Setelah kejadian itu, Ibu aku jadi tulang punggung keluarga
lagi.
Dia jadi buruh kasar di Amplang-Amplang, dan aku baru tau
kalau pekerjaan nya itu berat banget. Karna dia nggak pernah cerita apa-apa
kalau pulang kerja.
Jam kerja nya itu dari jam 8 – 5 sore, tapi kadang ibu aku
baru pulang jam 8/9 malam.
Dan dia nggak pernah ngeluh atau segala macam, dia keliatan
baik-baik aja.
Dia usia ini aku bener-bener ngerasain yg namanya
penyesalan, aku terlalu sibuk sama dunia ku sedikit pun aku nggak perduli sama
cerita ibu ku. Padahal aku tau dia butuh tempat untuk cerita, soalnya kadang
pagi-pagi dia masih suka ngmong sambil ngecek hape “Bapak mu tinggal dmn skrg? Makannya
gimana?”.
Aku tau dia masih mikirin laki-laki busuk itu, tapi karna
ketidak keperdulian ku, ak abaikan ceritanya aku asik sama dunia ku.
Aku masih ingat, waktu itu aku hampir nangis di skolah,
soalnya dulu kalau mau ambil rapot harus orang tua, padahal udah SMA cuman
emang gitu peraturannya. Aku nggak tau siapa yang ambilkan rapot ku, waktu
kelas 1 Ibu ku masih sanggup jalan ke sekolah, tapi pas udah kelas 2 ibu ku
udah jatuh sakit.
Dia tumbang waktu pulang kerja, dia sudah nggak bisa bangun
lagi dari tempat tidur, kata dokternya sih struk, jadi waktu kelas 2 semester
1. Aku malu-malu masuk ke dalam kelas karna nggak ada yg ambil rapot ku, tapi
untung wali kelas ku bisa maklumi.
Terus, makin kesini penyakit ibu ku makin parah, padahal aku
kadang pagi-pagi suka ajak dia jalan2 buat latihan karna struk harus bergerak
kan. Tiap pagi aku sediain air panas buat dia mandi, bikin kan susu sama
sarapan pisang, wktu sakit dia suka banget makan pisang.
Pernah waktu itu saking dia nggak mngkn nggak mau merepotkan
aku, dia masak air buat dia mandi sendiri, padahal buat jalan aja dia susah. Hati
anak mana yang nggak sedih liatnya, dia coba cuci baju kakak ku yg laki-laki
karna aku nggak pernah mau sentuh barang-barangnya. Tapi dengan fisik kae gitu
ibu ku masih sudi cuciin baju dia.
Ya allah, nggak tau kae apa murkanya aku sma orang itu. Pernah
dia ngebanting pintu sambil ngomong “Punya orang tua nggak berguna, bisanya
cuman masak air aja”.
Itu sampai mati nggak bakal aku lupain.
Kalian bisa bayangin, untuk jalan sama liat kebawah aja ibu
aku susah, tapi dia nggak mau manja dia nggak mau nyusahin anaknya.
12-08-2012
Tepat Bulan Ramdhan hari Jum’at Beliau akhirnya tutup usia.
Aku nggak ngerti nama medisnya apa, tapi pas aku nemenin di
UGD denyut jantung ibu aku udah ngak karuan lagi.
Dan sekarang aku kehilang Pondasi satu lagi.
Aku sadar aku nggak bisa lama-lama sedih, setelah lulus SMA,
aku niat untuk kerja, alhamdullilah selama kerja aku bisa beli motor sendiri,
handphone, kasih uang untuk bude ku karna setelah aku jadi anak Yatim Piatu aku
di asuh sama mereka.
Alhamdullilah sampai detik ini aku nggak pernah minta uang. Aku
bisa biayai hidup ku sendiri, kadang liat anak yg masih sehat orang tua yg utuh
dan kaya dgn se enaknya mereka minta uang rasanya pengen aku pukul hahaha...
dia nggak tau kah gimana susahnya cari uang.
Dan sekarang Alhamdullilah aku bisa kuliah dengan biaya ku
sendiri dari uang gajih ku.
Nggak gampang sih, tapi aku optimis.
Aku harus sukses !!! aku mau banggain orang tua ku, dan
ngebalas orang-orang yang menertawakan aku kemarin. Ini pembalasan ku, bukan
balik menyakiti, tapi aku balas dengan hidup lebih baik.
Hargai semua waktu kalian bersama orang tua kalian, karna
mereka kunci surga kalian.
Setelah kalian sudah seperti aku, selain aku kehilangan
kunci surga, aku kehilangan arah dan nggak gampang hidup tanpa orang tua.
Jangan pernah sakiti orang tua kalian.
Karna Ridha Allah adalah Ridha mereka, mereka bisa mendoakan
kalian dan cara kalian bisa membalas mereka dengan uang gajih kalian, prestasi
sekolah kalian dll.
Setidaknya kalian bisa melihat ekspresi wajah mereka saat
kalian tunjukan prestasi kalian, beda dengan aku.
Yang aku rindukan cuman lihat mereka senyum bangga sama aku.