Minggu, 22 September 2013

TIME

Author: Afliz [Ma La Tok] 
--Trailer--
"Sang waktu yang menghilang dan kematian sang penyembuh yang berkhianat."
"Apa maksudnya ini Ayah?"
"Mau mendengar ceritanya." 
.
"Penelitian ini baru bermula, SooMan-sshi."
"Aku tahu..."
"Kumohon jangan.. aku akan melunasi semua hutang ku denganya. Berikan aku waktu 1 minggu untuk melunasinya tuan." "Tidak ada penawaran. Perjanjian awal tetaplah perjanjian."
"Tapi..."
"Lakukan apa yang tertera di kertas itu jika hidup kalian ingin tenang."
"Saya mohon anak muda tolong bawa pergi anak saya."
"Ap-apa anda sudah gila, Nyonya."
"Saya mohon tolong saya, anak muda."
"Nyonya piki-"
"Saya mohon."
"Baiklah."
"Maafkan kami SooMan-sshi."
"Berikan upah untuk mereka dan mulai jalankan pelatihan untuk yang terpilih."
" Tapi bagaiman dengan ..."
"Kita akan mencari yang lain."
.
"Hei perkenalkan nama ku, SuHo."
"Kris."
"Senang berkenalan dengan mu, Kris."
"Hn."
"Kau terlalu dingin, Kris."
"Itu bukan urusan mu."
"Maafkan dia dan perkenalkan aku Chanyeol."
.
"Seharusnya KAU tidak pantas untuk di masukkan dalam kelompok ini."
"..."
"Jangan dengarkan kata orang itu perkenalkan nama ku, XiuMin."
"Ne salam kenal XiuMin dan nama ku, LuHan."
.
"Mulai sekarang kau harus bisa membedakan yang mana kawan yang mana lawan."
"Apa maksud mu?"
.
"Apa benar Cerita itu terjadi di masa lalu, Ayah?"
"Ayah tidak tahu secara pasti tapi, yang Ayah ingat cerita itu akan selalu terulang."
.
 --Trailer End--
A/N: Cerita ini hanya cuplikan sekilas dari beberapa chapter yang ada. Jadi jika para pembaca berminta melanjutkannya maka saya secepatnya mempublish cerita selanjutnya. Saya teman pemilik blog ini well, berbagi blog lah saya dengan teman saya yang memilik blog ini, Cho Hyunri.

Rabu, 04 September 2013

Suara Ganjil di mv MAMA Exo (part Phonix)

Annyeonghaeseyo...
Eaahh... mimin baru bisa muncul sekarang buat kasih info lagi, setelah hampir setengah tahun ngilang (sibukk).

Okeh, mimin mau langsung aja ahh gag mau basa-basi hihihi...

Kamis, 06 Juni 2013

Ketangguhan Seorang LAY (Exo M) di balik penyakitnya T.T

Annyeong~

Sebelumnya kalian pasti bingung sama judul di ataskan?

Serius aku bener-bener shock, sedih, kagum, salut bercampur jadi satu. Siapa yg menyangka, seorang publik figur yg terlihat selalu sempurna di depan mau pun di atas panggung ternyata punya kisah yg mengharukan di belakangnya?

Siapa yg sangka. Seorang Zhang YiXing yg lebih kita kenal LAY salah satu member EXO M. Yg baru aja comback kemarin, ternyata punya cerita kelam. Entah ini berita lama atau baru aku juga egk tau, aku baru baca di salah satu Page (maaf ak lupa namanya). Sumpah waktu aku baca aku egk bisa berhenti buat terus ngebaca tuh berita. Gue shock bukan main. Gue egk nyangka sama sekali kalau ternyata penyekit yg sering gue baca di FF ternyata ada di dunia nyata dan org itu LAY ge~.

Udah lah dari pada kebanyakan ngomong mending kalian baca sendiri aja.







Kamis, 14 Maret 2013

[Trans indo] Surat dari LAY untuk hari "White Day"



[Trans indo] 130314 surat dari Lay tentang "White Day"

Para penggemar yang indah ^ ^ hari ini adalah "White Day". Saya
harapan semua melalui hari yang indah
Setiap hari. Saya benar-benar sangat
Merindukan kalian~ kalian merindukan kita juga,
benarkan? Kami sedang berlatih
benar-benar keras untuk kegiatan kami berikutnya.
Karena antisipasi dari kalian terhadap kami, kami tidak akan mengecewakan kalian. Kami akan
jelas menunjukkan kalian sisi terbaik
dari kita. Kalian adalah yang terbaik. Kau

Alasan utama kita ada. -LAY-

trans; @ cxotran
Trans indo: zitao
via: exowu_ra

posted from Bloggeroid

[TRANS Indo] 130314 CHANYEOL Upded Resmi "WHITE DAY"



Halo ini adalah Happy Virus EXO-K
Chanyeol!!

Hari ini adalah hari di mana orang
mengekspresikan cinta mereka kepada pasangannya
melalui permen sebagai hadiah! Seperti saya,
saya berlatih sangat keras untuk penggemar
jadi saya tidak dapat menyerahkan
permen kepada fans, sedih tetapi ...
karena saya bisa mewakili seluruh
para anggota dan memberikan hatiku
seperti ini, saya sangat senang!
Besok, akhirnya setelah waktu yang lama
anggota EXO-K akan tampil
di bangkok! Jadi tolong dukung kami
internasional juga ~
Saya benar-benar mengerti semua niat Anda
dan hati. Dan untuk membayar
kesabaran kalian kita akan benar-benar berlatih
keras dan menunjukkan kepada kalian sesuatu yang menakjubkan
dan tampan citra. semua orang, i love
you ! HAPPY WHITE DAY


Kredit terjemahan indo: zizitao
via: EXO


*waahh bentar lgi exo comback.. siapa yg udah gag sabar ??*

posted from Bloggeroid

Rain Drive Me to Love You (Taoris | Chapter 1 )



Title: rain drive me to love you

Author :mochi-mochi l Korean Fan Fictions (Yaoi Only)


Cast:    huang zi tao

            Wu yi fan(kris)

            And other cast


Rabu, 13 Maret 2013

FF Drabble [KrisBaek/ChanBaek] Genre angst/hurt





''Hikss.. hikss'' Namja tampan itu
hanya menatap lirih seseorang namja
mungil yang menangis di atap sekolah.
Ia berpikir keras, lalu ia bagai terpikir
akan sesuatu
ia berlari kesuatu tempat, entah apa
yang ia pikirkan..

----------

Minggu, 10 Maret 2013

KRIS Upded RENREN

KRIS'S RENREN UPDATE!!!!!!!!!!!!!!!!!
INDO : Aku sangat merindukan kalian,
sungguh. Menunggu mungkin
menyakitkan tapi menunggu juga bisa
menjadi menyenangkan. Hadapilah
setiap paagi sayang, aku selalu ada
disini. selamat pagi..aku mencintai
kalian, selamanya, dan tidak akan
membiarkan salah satu dari kalian
pergi.
TRANS: I REALLY REALLY MISS YOU,
REALLY DO. WAITING MIGHT BE
PAINFUL BUT IT ALSO CAN ALSO BE
HAPPY. BE BRAVE TO FACE EACH
MORNING DARLINGS, I'LL ALWAYS
BE HERE. GOOD MORNING..I'LL
LOVE YOU GUYS FOREVER, AND I
CAN NEVER LET GO OF EACH AND
EVERY ONE OF YOU.


Translated by E.S @EXO CANADA,
please take out with full credits.
INDO trans EXO Lovers Indonesia

Via: XO Lovers Indonesia|EXONE^_^

posted from Bloggeroid

Sabtu, 09 Maret 2013

[Hot News] Klarifikasi SM tentang Comeback Exo//maret/showcase

[Tras]

EXO yang akhirnya bersiap-siap untuk comeback?

Sudah hampir setahun karena kedua EXO-K dan EXO-M memulai debutnya dengan "MAMA", dan penggemar telah sabar menunggu comeback mereka. Ada petunjuk untuk waktu yang sangat lama, dengan tweets dari berbagai produsen posting foto dan berita berbagi mereka telah bekerja dengan anak-anak bersama dengan berbagai seharusnya seperti serigala-kebocoran lagu.

Akhirnya, tampaknya ada semacam konfirmasi dari SM Entertainment sendiri. Situs-situs resmi SMTOWN dari kedua EXO-K & EXO-M terdaftar sebuah 'EXO Korea Showcase' di bawah bagian karir anak laki-laki 'di bawah tab profil mereka. Showcase ini dijadwalkan akan diadakan pada 31 Maret, yang jatuh sejalan dengan berbagai rumor bahwa anak-anak akan kembali di akhir Maret.

Menantikan untuk allkpop sebagai permukaan berita!



posted from Bloggeroid

New Hair stlye Tao


posted from Bloggeroid

Sabtu, 02 Maret 2013

[FF] Drabble // ChanBaek//







         "Chanyeol!! Sudah kubilang jangan mengikutiku!" bentak namja berperawakan mungil itu dengan sorot matanya yang tajam ke arah seseorang yang dipanggil Chanyeol tadi.


"Itu tugasku Baekkie.." jawab Chanyeol santai dengan kedua tangan tetap di saku celana seragam sekolahnya.

"Aku mau main dengan temanku! Jangan ikut campur! Aku bukan anak kecil yang harus dijaga setiap saat! Sana pergi!" pekik Baekhyun emosi, ia melangkahkan kakinya gusar menjauhi Chanyeol menuju ke sebuah mobil sport hitam yang sudah menunggu nya di depan gerbang sekolah.

"Mau kemana Baekhyun?" tanya Chanyeol menahan pundak Baekhyun. Baekhyun tak menjawab, ia menepis kasar tangan Chanyeol dan melangkah hendak membuka pintu mobil. Namun dengan cepat Chanyeol menahan tangan Baekhyun dan menyeretnya menjauh.

"Maaf Kai, kau pulang duluan saja.. Baekhyun pulang denganku," ucap Chanyeol saat Kai membuka kaca mobilnya. Kai hanya melihat ke Baekhyun lalu mengangguk pelan dan melajukan mobilnya.

"Apa yang kau lakukan??! Aku mau cari buku buat ujian dengan Kai!!" bentak Baekhyun kesal.


Senin, 25 Februari 2013

Hisyory Leader EXO

Perlu diketahui oleh para EXOtic/EXOfans/
EXOstan (fans EXO).

Dengan cerita ini
kalian diharapkan bisa membuka mata,
begitu berat perjuangan EXO dulu, harus
rebutan dan bunuh-bunuhan demi bisa
debut di grup EXO!! T_T Harus rela
menyingkirkan teman agar bisa lolos debut
itu sebenarnya sakit banget, apalagi udah
trainee lama banget dan mereka sahabat.

Dulu itu Chanyeol, Kyuwan, Kai, Suho,
Sehun, MoonKyu berteman sangat baik!!
Bahkan Sehun, Kai, Moonkyu satu SMA dulu!
Nah selain Kyuwan yang harus tersingkir,
ada lagi trainee yang bernasib sama,
namanya Kim MoonKyu..

Yang akan dibahas disini adalah~
1. Cerita pemilihan leader/member EXO
2. Yejin-Chanyeol
3. Trainee *supposed* yang akan debut
2014. (next chapter)

PEMILIHAN MEMBER-MEMBER EXO
SEBELUM DEBUT!!! ^^

Trainee Park Chanyeol, Suho, Kyuwan, Kim
Moonkyu, Lee Changki, Kai, dll dulu punya
persainagn waktu mau debut EXO (M1/M2)
HISTORY

1. Cerita pemilihan leader/member EXO
Sebelum EXO terbentuk, dulu ada calon
grup dari SM yg diberi nama M1/M2
dengan beberapa trainee yang akan dipilih
untuk debut. Diantara itu ada sedikit konflik
pada saat pemilihan leader untuk EXO-K.
Ada yg menyebutkan Kyuwan dan D.O
adalah calon leader EXO-K. bukan Suho.
Kyuwan itu adalah trainee SM bersama EXO
OT12 sekarang mereka di trainee selama
4-5 tahun. Akhirnya Kyuwan mundur dari
persaingan posisi leader, dan dia akhirnya
wamil. D.O juga dikatakan mundur tanpa
sebab. Dan akhirnya entah memang
skenario sengaja SM atau karena memang
udah tradisi SM sang leader yang tertua
Suho yang ditunjuk jadi leader EXO-K
(kecuali untuk Yunho DBSK dan Kris EXO-M).
Akhirnya posisi leader EXO-K sekarang
dijabat Suho bukan D.O. Dulu rumor
memang santer D.O yang akan menjadi
leader ^^

Han Kyu Wan 「한규완」 (1988) – INILAH
YANG SEBENERNYA JADI LEADER EXO-K!
NAMANYA “HAN KYUWAN”
Cre pict :  thanyeol ^^ | BaekyeolID

Inilah HAN KYUWAN sekarang, setelah
tanpa sebab dibatalkan jadi leader EXO-K
dan member EXO, dia wamil sekarang.
Dia telah melewati setahun di kemiliteran.
Posisi leader EXO-K sekarang diisi oleh
Suho. Akhirnya karena itulah Han Kyuwan
mengundurkan diri dari SM dan dia memilih
untuk wamil. Seperti kasus Kangin appa, dia
juga diskors sementara dari SM karena
melakukan kesalahan sehingga oppa dulu
memilih untuk wamil selama masa
istirahatnya u.u

INI ADALAH VIDEO PRE-DEBUT KYUWAN
(supposed Leader of EXO-K) – suaranya
bagus dan wajahnya cute.. sayang gagal
debut :’(
Sayang kan Kyuwan yang wajah dan
bakatnya menarik malah tidak jadi debut.
T.T

Selain Kyuwan yang terpaksa *keluar* dari
persaingan, ternyata masih ada lagi cerita..
datang darii trainee MoonKyu…

Kim Moon Kyu「 김문규」 (1993)
MoonKyu dia tergeser posisinya digantikan
Kai. Mengapa? Satu hal yang membuat Kai
mendapat banyak teaser adalah ia disukai
oleh pemilik saham terbesar SM yaitu Lee
Soo Man, mantan CEO SM. Menurut sumber
yang menyebutkan, Lee Soo Man sendiri
yang memang sudah sejak lalu membentuk
M1/M2 namun setelah debut akhirnya
disebut EXO. Namun, masa jabatan Lee Soo
Man berakhir dan diganti dengan CEO Kim
Youngmin sekarang ini. Sooman sajangnim
lebih menyukai Kai, sehingga posisi main
dancer dipegang olehnya.
Moonkyu itu sahabatnya Kai, banyak sekali
foto pre-debut Kai bersama Moonkyu di
sekolahnya di SOPA dulu.

INILAH FOTO-FOTO PRE-DEBUT
CHANYEOL, KYUWAN, KAI, MOONKYU,
SUHO.
Btw, disini Suho mirip Siwon ya?? ._.
Rumornya MoonKyu akan debut di tahun-
tahun ini. Namun si Kyuwan sepertinya
belum tahu, karena dia masih wamil.. walau
sebenarnya dia belum wajib wamil.. *masih
imut, Han Kyuwan itu 88 Line. Karena itulah
ia sebelumnya ingin dijadikan leader.
Sedangkan Moonkyu, dia 93 line.
Sebenernya curiga, kenapa Kyuwan kok
tiba2 dapat tawaran wamil? Padahal
diumurnya harusnya dia belum wamil. Ini
aneh sekali…
Kim Moonkyu itu pernah dapet juara ke-5 di
kategori Ulzzang waktu dia masih SD dan
dia pernah foto bareng Nation’s MC ( Yoo
Jaesuk ahjussi yang di Running Man)
Dulu pernah ada yg bilang M1/M2 (EXO)
itu harusnya debut tahun 2010, dan itu
memang benar/ namun karena ada
masalah di SM, ditunda jadi 2011 akhir,
dimulai dari teaser Kai (My Lady) dan
penampilan Kai, Luhan, Tao dan Chen di
SME Orchestra SBS Gayo Daejun akhir tahun
2011 bareng artis SM yang lain ^^
Moonkyu juga pernah tampil di mv CSJH –
My Everything, dia jadi Kibum kecil
Trainee lain yang supposed to be EXO
adalah
Cho Jin Ho「조진호」 => Jino SM The Ballad
yang sebelumnya dikira adalah Suho, atau
Baekhyun, bahkan saya sendiri mengira
Luhan oppa adalah Jino ._. (efek nonton
SME Orchestra Akhir tahun dan belum bisa
mengenali perbedaan keimutan Luhan dan
Jino, bahkan waktu itu wajah Tao ga
kelihatan gara-gara terlalu cepat, tapi yang
paling nancep suara Chen seriosa,
sedangkan Kai sudah sejak di Teaser awal
muncul 11 Desember 2012 saya melihatnya
langsung di upload sama SM!), namun entah
karena alasan apa akhirnya Jino tidak jadi
debut di M1/M2 yang akhirnya menjadi
EXO. Mungkin bersama Moonkyu dan
trainee SM lainnya dia akan diterbitkan
pada BB baru SM tahun mendatang.
Jung Hoon「정훈」
Liu Chao「류차오」
Yoo Chi Soo「유치수」
Tiga yang lainnya sepertinya memang
tidak terpilih.

Source : CODEXOVN & BaekyeolID
Source : FORUM ALLKPOP, SOOMPI,
DAUM, M2DAY, Smtoxic.
Credit Via : BaekYeolID Admin DG
Written And Edit by admin ~rin_kyu~
(@RirinCross) for exorinkyu.wordpress.com

Mian gag ada fotonya TT.TT alna saya pubhlisnya lewat hape hehehehe... maap mapp #deepbow

Published with Blogger-droid v2.0.10

New Hair Stlye Kris

Tetap ganteng yah biyar gag ada rambut pirang nan kece badai itu.

Hahahahaa...
sepertinya istri nya (Tao) belum ada prubahan. Hmmm.....

Published with Blogger-droid v2.0.10

Jumat, 22 Februari 2013

Rumor Lagu comeback EXO

Annyeonghaseyo Exotic-deul. mimin mau bagi info nih. -mian law udah tau-.
Akhir-akhir ini banyak banget rumor tentang comeback EXO. mulai dari tema HOT yang katanya bakal jadi tema di album baru EXO. Sampe ke jadwal EXO comeback bulan februari (dan ada lagi yang bilang bulan ini) semuanya masih rumor. Dan belum ada klarifikasi dari pihak SME. dan sekarang ada lagi berita tentang lagu baru EXO..
Untuk lebih lengkapnya, baca sendiri dah. Dan berikan tanggapan kalian tentang semua rumor ini.
Mimin berdoa semoga mereka cepat comeback.





[UNCONFIRMED]
Lagu comback EXO yg berjudul
"WOLF" seperti yang tertera di agensi
MSA (Tony Testa adalah koreografer
untuk lagu EXO comback)
meski berita ini sudah menyebar dan di
post oleh agensi MSA, namun belum
ada konfirmasi dari pihak SME.
EXO's comeback song title is 'WOLF' as
posted in MSA Agency (Tony Testa's
agency who choreographed EXO's
comeback song)
check : http://www.msaagency.com/
tonytesta/

screencap by mina @ EXO Canada
via : EXO Canada

Cr: Exo lovers indonesia | EXONE^_^





posted from Bloggeroid

Selasa, 19 Februari 2013

FanFiction //The Diaries [chap II end]// (TAORIS)

heyy Yo.. mimin Zitao datang lagi. hmmm berhubung FF 'Triangel Kiss' chap III belum selesai. sebagai gantinya mimin mau kasih FF The Diarie Chap 2. moga kalian seneng yah ^^ tetap di harapkan KOMEN nya ^-^ tanpa banyak bacot. langsung ajj di baca. HAPPY READING



Author : Park Minrin

title : The Diaries [TAORIS VERSION]
Chapter 2-end

main cast : Huang Zitao, Wu Yifan

other cast : Zhang Yixing

warning : Typo[s], Gender Switch


sekedar cuap-cuap dikiiit ...
ini saya sedang dalam proses
comeback soalnya kerja praktek udah
mau selesaiiii ... *tebarconfeti*
buat pemanasan the diaries dulu
yaaaa~~
here we gooo!!!



==========================


Apa yang sebenarnya aku risaukan?
Kenapa wanita itu harus hadir
diantara aku dan Lao Shi..
Apakah ini berarti aku harus benar-
benar menyerah?


Tolong berikan aku petunjuk Tuhan..
aku tidak mau tersakiti oleh hal yang
tidak pasti seperti ini..
Ku mohon kuatkan hatiku jika Lao Shi
bukanlah seseorang yang tepat
untukku..


Ku mohon Tuhan.. ku mohon…
Aku tidak kuat menahan perasaan
seperti ini..


“Tao! Kenapa kau serius sekali? ini
bukan seperti kau yang biasanya..”

Wufan memandang Tao dengan
pandangan heran karena sedari tadi
anak itu sangat serius mengerjakan
latihannya tanpa berbicara sepatah
katapun padanya.

Tao tidak menghiraukan omongan
Wufan. Saat ini dia hanya sibuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan
Wufan tanpa memperdulikan pria itu.
Tao hanya tidak mau melukai
perasaannya jika terlalu banyak
melakukan kontak mata dengan
Wufan.

Kamar Tao menjadi lebih dingin. Entah
itu karena pendingin ruangannya atau
karena suasana yang diciptakan Tao
sendiri. Wufan hanya cemberut
memandang Tao yang sedang sibuk
menjawab soal-soal yang
diberikannya.

Tok..tok..tok…

Suara ketukan pintu memecah
keheningan diantara mereka berdua.
Tao bangkit dari duduknya kemudian
membukakan pintu.

“Ah Mama.. ada apa?” tanya Tao
saat melihat wajah orang yang
mengetuk pintu kamarnya itu.

“Oh, Mama pikir tidak ada orang.
Ternyata ada temanmu ya..” jawab
Mama Tao.

“Ah, ini hanya guru ku.. dia kemari
memberi pelajaran tambahan
padaku..”

DEG!

‘Hanya guru katanya? Guru yang
datang memberikan pelajaran
tambahan? Tunggu, apa yang aku
pikirkan ini..’ batin Wufan.








“Wah, guru mu baik sekali Tao. Sore-
sore begini sudah mau merelakan
waktunya memberikan pelajaran
tambahan untukmu.” Ujar Mama Tao.

Mama Tao kemudian masuk dan
berjalan kearah Wufan. Wufan
kemudian berdiri dan memberi salam
kepada Mama Tao.

“Selamat sore nyonya, saya Wufan.”
Wufan memperkenalkan dirinya. Dia
memberikan senyuman termanisnya
kepada Nyonya Huang.

“Ah, aku mamanya Tao. Salam kenal
Lao Shi.” Balas mama Tao tersenyum.
Wufan dapat melihat senyuman mama
Tao sama persis seperti senyuman Tao.
Manis.

“Aku guru bahasa inggrisnya Tao.
Salam kenal juga nyonya.”

“Apa? Bahasa inggris? Jadi Lao Shi
memberikan Tao pelajaran tambahan
bahasa inggris? Apa tidak salah?”
tanya Mama Tao tiba-tiba.

“Iya nyonya. Ada apa? Kenapa
nyonya terkejut seperti itu?” tanya
Wufan balik. Tao menunjukan sebuah
kecemasan diwajahnya.

“Anak itu waktu SD kan bersekolah di
Amerika waktu keluarga kami masih
tinggal disana. Keluarga kami 12
tahun tinggal di Amerika, makanya aku
heran kenapa Lao Shi memberinya
pelajaran tambahan bahasa inggris.
Anak ini sangat mahir bahasa inggris
Lao Shi, bahkan dia berbicara dengan
Papa nya menggunakan bahasa
inggris.” Jelas Mama Tao panjang
lebar.

Wufan kemudian memandang Tao, sementara Tao memutar otaknya
mencari alasan.

“Bahasa inggris di China di buat rumit,
Ma. Sudahlah, lain kali lagi Mama
bicara dengan Lao Shi. Aku harus
belajar dulu ya, Ma.” Tao menarik
tangan Mamanya menuju pintu
kamarnya. Mengusir Mamanya secara
halus.

“Kau anak nakal ternyata! Jangan
sampai kau menyusahkan Wufan Lao
Shi, Tao.” Ujar Mamanya bertepatan
dengan Tao menutup pintu kamarnya.

“Ya Mama~~” teriak Tao dari dalam
setelah menutup pintu.

“Mari kita lanjutkan lagi Lao Shi.” Ujar
Tao dengan nada dingin. Wufan yang
tadinya ingin bertanya pada Tao jadi
mengurungkan niatnya setelah
mendengar nada dingin dari anak itu.

-THE DIARIES-

SMA Qingdao…
Suasana dikelas kali ini membuat
anak-anak dikelas 12-3, kelas Tao
menjadi sangat heran. Suasana yang
tenang dalam kelas pada saat mata
pelajaran Wufan, bahasa inggris.

Anak-anak dikelas itu merasa heran
karena biasanya Tao akan selalu
menggoda Wufan, membuat suasana
kelas begitu gaduh saat Wufan
mengajar. Atau mencari perhatian
ketika Wufan sibuk menerangkan
dengan berpura-pura tidak
memperhatikan pelajaran. Pokoknya
ada saja yang dilakukan Tao untuk
memancing emosi Wufan.

Tapi hari ini lain. Tao begitu serius
memperhatikan penjelasan yang
diberikan Wufan. Tidak sepatah kata
pun keluar dari mulutnya ketika Wufan
menjelaskan dan memberikan latihan
pada mereka. Tao menjadi “anak
baik” yang tidak seperti biasanya.

Wufan merasakan sesuatu yang lain
mengusik hatinya. Semacam perasaan
rindu dan tidak senang. Rindu akan
kenakalan Tao, ketidakpedulian Tao
dan kebiasaan Tao saat pelajarannya.

Entah itu sikap cueknya, sikapnya yang
kadang suka mencari perhatian
ataupun celotehannya ketika dia
menerangkan. Dan tidak senang. Dia
tidak senang karena Tao jadi seperti
ini.

Wufan merasa seolah-olah Tao sudah
tidak peduli padanya lagi. Dan dia
tidak suka itu.

-SKIP TIME-

“Ada apa Lao Shi memanggilku?”
tanya Tao ketika dia masuk ke ruang
multimedia saat jam istirahat. Wufan
duduk di sebelah jendela sedang asik
memandang keluar. Dia berdiri tiba-
tiba kemudian menutup tirai jendela
ruangan itu.

“Ada hal yang harus aku bicarakan
padamu Tao.” Jawab Wufan dengan
nada serius.

Pria itu kemudian berjalan kearah Tao,
kearah pintu tepatnya. Dengan cepat
pria berkacamata itu menahan tangan
Tao dan mengunci pintu. Tao berusaha
melepaskan tangan Wufan namun
tenaga pria itu lebih kuat darinya.

“Jangan melawan Tao.” Ujar Wufan
pelan. Tao seperti terhipnotis dengan
nada suara Wufan. Namun sedetik
kemudian dia sadar dan berusaha
melepaskan tangan Wufan.

“Lepaskan aku Lao Shi! Apa yang Lao
Shi inginkan?!” bentak Tao. Wufan
kemudian mendorong tubuh Tao ke
dinding dan menghimpit tubuh anak itu
hingga jarak wajah mereka hanya 5
cm saja.

“Kau ingin tau apa yang kuinginkan,
Huang Zitao?” tanya Wufan.

DEG!

Jantung Tao berdetak kencang sekali.
jarak wajah Wufan yang sedekat ini
membuatnya tidak bisa mengendalikan
dirinya.

Wufan melepas kacamatanya dan
menghadapkan manik hitamnya itu ke
manik hitam milik Tao.

“Tentu saja Lao Shi! Apa yang kau
inginkan?” tanya Tao balik. Tubuh Tao
melemas, Wufan menyeringai.

“Kau benar-benar ingin tau?”

Namun belum sempat Tao menjawab,
Wufan menyambar bibir Tao. Tao
terkejut karena Wufan tiba-tiba
menciumnya. Wufan menarik kepala
Tao dan memperdalam ciumannya.
Dia menciumi bibir Tao dengan liar.

Tao masih bingung namun akhirnya dia
ikut terbuai. Tao membalas ciuman
Wufan.

Mereka berdua berciuman dengan
penuh nafsu dan cukup lama sampai
akhirnya Tao mendorong tubuh Wufan
karena anak itu kehabisan nafas.

“Haah.. haah..” dia benar-benar
sudah kehabisan nafas. Begitupun
Wufan. Pria itu juga terengah-engah
akibat ciuman “hebat”nya dengan
muridnya itu.

Wufan kemudian tersadar, dia sudah
berciuman dengan muridnya sendiri.
Awalnya dia tidak berniat melakukan
ini. Namun pikiran dan hatinya sedang
tidak sejalan. Dorongan yang kuat
dalam hatinya lah yang membuatnya
melakukan ini. Wufan menjadi sangat
bingung, apakah ini yang benar-benar
ada dalam hatinya? Huang Zitao kah?

Sementara Tao yang sudah
sepenuhnya sadar kemudian keluar
dari ruangan itu. meninggalkan Wufan
yang masih terpaku disitu sendirian.

-THE DIARIES-

Haruskah seperti ini? haruskah begini?
Tidak bisakah sedikitpun kau rasakan
perasaanku ini?!
Bagaimana bisa kau lakukan ini
padaku Lao Shi?!


Memberi harapan….


Ya! Kenapa kau melakukannya justru
disaat aku hampir menyerah?
Kenapa kau tidak langsung menghilang
saja dari hatiku Lao Shi?!


Aku sudah cukup tersakiti dengan
perasaan sepihak yang menyedihkan
ini!
Adakah sedikit bayanganku didalam
hatimu itu Lao Shi?


Apakah ciumanmu itu memiliki arti yang
besar untukmu?
Jika tidak akhiri ini Lao Shi! Aku sudah
cukup tersiksa karena memendam
perasaan begini..


Kau membuatku jadi tidak mau
melepasmu sekarang!
Jadi apa yang harus aku lakukan?!
Mengalahkah? Atau merebutmu dari
sisinya??


============================


“Tao.. apa yang kau lamunkan?”
tanya Wufan ketika mereka berdua
berada dikamar Tao. Sudah hari
ketiga semenjak ciuman itu. dan Tao
masih tidak percaya dengan apa yang
dilakukan Wufan padanya tiga hari
yang lalu.

“Entahlah Lao Shi.. terlalu banyak
yang aku pikirkan.. terlalu banyak hal
yang aku risaukan saat ini..” jawab
Tao datar. Pikirannya sekarang entah
melayang kemana. Tidak fokus pada
apapun.

“Apa yang kau pikirkan? Kau bisa
berbagi padaku Tao..” ujar Wufan.

Semakin lama dia semakin menaruh
rasa simpatik yang besar pada anak
itu. hati nuraninya lah yang
menginginkannya melakukan itu.

“Kenapa kau tiba-tiba baik seperti ini
padaku Lao Shi? Dulu kau tidak
pernah seperti ini..” tanya Tao heran.

Dia memang sangat heran dengan
perubahan sikap Wufan akhir-akhir ini
padanya.

“Entahlah… mungkin aku hanya
merasa simpatik padamu. Tapi aku
tidak begitu mengerti, hatiku
menginginkan ini semua Tao.” Jawab
Wufan jujur. Namun pria berkacamata
itu tidak dapat menjelaskan apa
sebenarnya maksudnya.

“Apa maksudmu Lao Shi? Aku tidak
mengerti..” ujar Tao polos. Dia
memang benar-benar tidak mengerti
dengan apa yang dikatakan Wufan.

“Entahlah Tao.. rasanya akhir-akhir ini
kau seperti menarikku untuk selalu
berada di sekitarmu..”

DEG!

Jantung Tao berdetak keras.
Wufan mendekatkan duduknya jadi
semakin merapat kearah Tao.

Sementara Tao yang memang sudah
merapat pada dinding kamarnya itu
hanya bisa mengatur nafas dan
hatinya saja.

“La.. Lao Shi.. bisakah kau sedikit
menjauh..” Ujar Tao gugup. Namun..

GREP!

Wufan menarik tubuh Tao dan
memeluk anak itu. Tao merasakan saat
ini jantungnya sudah berdetak tidak
karuan lagi.

“Lao.. Shi.. apa yang kau…”

“Sssssttt! Biarkan tetap seperti ini Tao..
aku ingin memelukmu..” Wufan
merasakan gejolak yang amat besar
dari dalam hatinya yang membuatnya
ingin memeluk Tao saat ini.

“Tap.. Tapi Lao Shi..”

“Sudahlah Tao.. jangan bicara
apapun lagi..”

Tao terdiam. Entah siapa yang
memulai, namun mereka berdua
terhanyut dalam suasana hati mereka
masing-masing. Ini adalah hal yang
paling Tao inginkan dan sesuatu yang
tidak bisa Wufan kendalikan. Emosi
mereka.

Wufan mendekatkan wajahnya ke
wajah Tao dan menyentuhkan bibir
tipisnya ke bibir anak itu. dan Tao
membalasnya. Mereka saling melumat
bibir satu sama lain. Lembut dan
penuh perasaan. Wufan dapat
merasakan perasaan yang teramat
dalam mengalir dari dalam diri Tao
kedalam dirinya. Detik itu pula lah
Wufan bisa merasakan perasaan cinta
yang teramat dalam dari Tao
untuknya.

Wufan memperdalam ciuman mereka.
Tao bahkan sudah tidak peduli lagi
entah saat ini dia bisa bernafas atau
tidak. Ciuman itu semakin lama semakin
tidak terkendali. Entah siapa yang
memulai tapi saat ini mereka sedang
asik berperang lidah dan bertukar
saliva. Tao sangat menikmati sensasi
ini. begitu pun Wufan. Pria itu justru
semakin bersemangat mengabsen tiap
deret gigi Tao dengan lidahnya itu.

Dan ciuman Wufan sekarang turun ke
leher jenjang Tao yang kemudian
membuat anak itu mendesah halus
ketika lidah Wufan menyentuh bagian
sensitifnya.

“Urrgghh.. kau.. ahh.. geh.. ge..liih..
Lao.. Shi.. shh..”

Wufan jadi semakin bersemangat
meninggalkan jejak kepemilikannya
dileher putih nan jenjang itu. beberapa
jejak merah keunguan bersemayam
dileher putih Tao. Wufan kemudian
mulai meraba dada dan punggung
Tao membuat anak itu menggeliat geli
akibat sentuhan tangan gurunya
tersebut.

KRINGGGGG!!!!

Bunyi ponsel Wufan menginterupsi
mereka berdua. Jika tidak melihat
siapa yang menelponnya, Wufan pasti
tidak akan rela menghentikan
aktivitasnya pada Tao.

“Ah.. Kau sudah pulang? Baiklah
Yixing, aku akan menjemputmu
sekarang. Tunggu aku, oke sayang?”

Wufan kemudian menutup telponnya.
Dia memandang wajah Tao dengan
perasaan teramat menyesal.

“Maafkan aku Tao. Aku harus pergi
sekarang. Yixing sudah menungguku.
Selamat sore Tao. Sekali lagi maafkan
aku..” ujar Wufan kemudian berjalan
keluar dari kamar Tao.

Dan Tao merasakan jantungnya seperti
ditikam langsung oleh belati yang
sangat tajam. Sangat menyakitkan.

-THE DIARIES-

Apakah aku bodoh? Apakah aku gila?
Semakin hari aku semakin
mengharapkan lebih..
Padahal aku tau kenyataanya..
padahal aku tau ini salah..
Tapi kenapa sepertinya dia juga
menikmatinya? Kenapa dia
memberikan harapan ini?


Lao Shi tentu sekarang sudah tau
bagaimana perasaanku..
Tapi kenapa dia melakukan ini?
Kenapa aku terbuai?? Lao Shi benar-
benar membuatku terhanyut..


Tapi penghalang itu…


Wanita itu..


Lao Shi juga menyayanginya..
Jadi siapa yang dicintai Lao Shi
sebenarnya?


========================

“Selamat Wufan! Kau berhasil
memperbaiki nilai-nilai Tao untuk mata
pelajaranmu ini. aku rasa sekarang
kau sudah tidak perlu lagi memberinya
tambahan-tambahan Mr. Wu. Maaf
karena sudah mengambil waktu
luangmu selama ini.” ujar wali kelas
Tao, Mr. Li, saat dia berada di ruang
guru bersama Wufan.

Tao benar-benar sudah mengeluarkan
kemampuannya yang sebenarnya.
Anak itu sudah lelah bermain-main
dengan Wufan. Dia benar-benar ingin
Wufan menjauh dari hidupnya.

“Ah benarkah? Ini tidak masalah
untukku, Mr. Li. Aku senang sekali
akhirnya ini semua berakhir. Karena
selama ini aku sudah bosan meladeni
sikap anak itu.” ujar Wufan.

Wajahnya menunjukkan senyuman
pada Mr. Li, namun ada sesuatu yang
mengganjal hatinya.

“Apakah Tao menyusahkanmu Mr.
Wu?”

“Ya, dia sedikit menyusahkanku Mr. Li.
Tapi setidaknya waktuku tidak terbuang
sia-sia saat ini. Tidak perlu berterima
kasih seperti itu Mr. Li, ini sudah
tugasku.”

“Benarkah? Baiklah Mr. Wu. Hei, Tao,
kenapa kau dari tadi hanya berdiri
saja disitu. Kemarilah Nak.” Ujar Mr.
Li memanggil seseorang yang sedari
tadi hanya berdiri di depan pintu
tanpa berani masuk dan menginterupsi
percakapan dua orang itu.

DEG!

Wufan merasakan jantungnya
berdetak dengan kencang dan
wajahnya pucat. Dia benar-benar
tidak ingin Tao mendengar
percakapannya tadi.

“Ah, sebaiknya aku kembali ke kelas
saja Lao Shi. Aku sudah cukup tau dan
tidak ada lagi yang akan aku
bicarakan. Aku permisi dulu Lao Shi.”

Tao kemudian berjalan menjauh
meninggalkan ruang guru.

Wufan rasanya ingin menghilang dari
situ saat itu juga.

Aku benar-benar menyusahkan..

Ya.. aku memang bukan siapa-siapa..
Ternyata semua ini hanya sandiwara…
Sudahlah Tao, sekarang akhiri saja…
Lupakan semuanya dan pergi..

========================


Wufan POV

Dimana Tao? Kenapa aku tidak
pernah melihatnya lagi? Sudah hampir
dua minggu anak itu tidak masuk
sekolah.. tapi hei.. kenapa aku
mencemaskannya begini?

“Wufan, apa yang sedang kau
pikirkan?” aku memandang Yixing
yang sekarang duduk disebelahku.

Saat ini aku sedang ada dirumahnya.
Aku membantunya memilihkan
undangan untuk pernikahannya nanti.
Tunggu.. ini bukan pernikahanku
dengannya, tapi pernikahannya
dengan seorang pria berkebangsaan
korea bernama Kim Joonmyeon.

“Ah, aku tidak memikirkan apapun
Yixing-ah.”

“Bohong! Kita sudah bersahabat sejak
kecil Wufan. Mustahil aku tidak tau
apa yang terjadi pada sahabatku
sendiri. Kau jangan membuatku
bimbang karena memikirkanmu dan
membuat pernikahanku nanti jadi
batal.” Candanya. Yixing memang tau
bagaimana cara menghibur hatiku.

“Tanpa aku beritahupun kau pasti tau
apa yang aku pikirkan.”

“Apakah tentang anak itu? Huang
Zitao?” tanyanya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku.

“Kau masih saja bodoh, Wufan!
Kenapa tidak kau katakan saja kalau
kau menyukainya? Kau bahkan sudah
hampir menodai anak itu dan tau
bagaimana perasaannya padamu tapi
kau tidak adil, kau hanya memberikan
harapan padanya.”

“Aku tidak memberinya harapan,
Yixing. Aku hanya..”

“Hanya apa? Hanya bermain dengan
perasaannya begitu? Kau sudah
dewasa Wufan. Bijaksanalah terhadap
perasaanmu sendiri. Dan jangan lagi
menjadikanku alasan untuk menutupi
perasaanmu yang sebenarnya. Cepat
atau lambat Tao harus tau dan aku
berniat mengundangnya di pesta
pernikahanku.”

“Hei, tapi aku sudah terlanjur
mengatakan padanya kalau kau
adalah tunanganku. Jika aku
mengatakan cinta, itu justru semakin
memojokkan Tao. Dan aku pada
akhirnya hanya dituduh
mempermainkannya.”

“Itulah kebodohanmu dari awal
Wufan! Kenapa kau harus
mengatakan bahwa aku adalah
tunanganmu? Pakai acara menciumku
segala! Kau sendiri yang sudah
menciptakan kesalahpahaman ini dari
awal!”

“Aku kemarin gugup dan hanya ingin
melihat reaksi Tao. Ternyata anak itu
tidak bereaksi apapun. Aku jadi
semakin ingin tau dan akhirnya
melakukan itu.”

“Dan sekarang kau yang harus
menanggungnya Wufan! Sebaiknya
kau jujur pada anak itu sebelum
semuanya terlambat. aku akan selalu
mendukungmu seperti kau selalu
mendukungku.”

Dan aku membuat suatu keputusan
untuk menyudahi semua ini.

End Wufan POV

-THE DIARIES-

Pergi..
Ya, itu yang terbaik..
Yang bisa kulakukan saat ini hanyalah
pergi dari kehidupannya..
Sudah cukup dia mempermainkan
perasaanku dan saat ini aku tidak
peduli lagi..
Aku tidak mau tau lagi seperti apa
perasaannya..
Semoga dia berbahagia..
Walaupun tidak untukku..


=======================



Wufan memacu mobilnya dengan
kencang menuju rumah Tao. Pria itu
sudah benar-benar di penuhi perasaan
bersalah karena selama ini sudah
mempermainkan perasaan Tao. Dia
tidak menyangka ini akan menjadi
serumit ini. karena dia memang juga
jatuh cinta pada anak itu. Hanya
perasaan gengsinya yang tinggilah
yang membuatnya menolak kenyataan
bahwa dia juga menyukai Tao.

Wufan dengan cepat turun dari
mobilnya dan memencet bel rumah Tao
dengan kalap. Sama sekali tidak ada
jawaban. Rumah itu begitu sepi, seperti
tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan sama sekali. Wufan hampir
saja mendobrak pintunya kalau saja
tetangga Tao tidak segera datang ke
rumah itu.

“Apakah kau mencari pemilik rumah
ini?” sapa orang itu ramah pada
Wufan. Wufan segera berbalik dan
memandang kearah orang itu.

“Iya benar. Dimana orang rumah ini?”
tanya Wufan.

“Mereka sekeluarga baru saja pindah
ke Amerika, ke Kanada tepatnya. Oh
iya, apakah kau yang bernama
Wufan? Tao menyuruhku menyerahkan
ini padamu. Kuncinya cari saja di laci
kerjamu diruang guru.” Orang itu
menyerahkan sebuah buku diary
bersampul tebal dan berkunci milik
Tao. Wufan menerima diary itu.

“Baiklah, terima kasih.” Wufan
kemudian pamit dan meninggalkan
rumah Tao.

Wufan kemudian memacu mobilnya
menuju sekolah. Satu-satunya tempat
yang dia tuju saat ini untuk mengetahui
apa isi diary Tao.

Wufan bergegas membongkar laci
mejanya. Dan tepat sekali, dia
menemukan sebuah kunci mungil. Kunci
diary itu.

Wufan dengan cepat membuka kunci
diary itu dan mulai membaca isi
diarynya. Dia tidak menyangka isi
diary itu semuanya adalah tentangnya.
Bahkan lengkap dengan foto-fotonya
yang diambil oleh Tao. Dia tidak
menyangka bahwa perasaan Tao
teramat dalam untuknya.

Dan inilah pertama kalinya Wufan
sangat menyesali sesuatu dalam
hidupnya. Dia kehilangan Tao.

-THE DIARIES-

Aku pergi…
Tapi aku yakin kau pasti membaca ini
Lao Shi..
Tenang saja, aku akan kembali lagi.. 5
tahun lagi..
Mungkin saat itu kau sudah hidup
bahagia bersama Yixing Jie, tapi aku
tidak peduli..
Jika kau menjemputku di bandara 5
tahun lagi, aku akan mengatakan
semuanya padamu…
Jadi tunggulah aku, walaupun aku
yakin kau tidak mungkin menunggu..
Namun harapan itu selalu adakan?




5 tahun kemudian…



Seorang wanita cantik bertubuh tinggi
dan berambut panjang hitam sedang
berjalan bak model di Bandara
Internasional di Beijing. Semua mata
tertuju pada wajah cantik wanita itu
sementara wanita itu hanya cuek dan
tidak perduli pada tatapan orang-
orang yang memandangnya itu.

Matanya hanya memandang sekeliling
seolah-olah mencari sesuatu. Bukan
sesuatu tapu seseorang. Wajahnya
menyunggingkan sebuah senyuman
ketika melihat sesosok pria tinggi
berkacamata yang sedang duduk
kebingungan di salah satu bangku
yang ada di bandara tersebut.

“Dia tidak berubah..” wanita itu
kemudian menyunggingkan senyumnya.
Tidak menyangka bahwa itu akan
menunggunya disini.

“Ini sudah lima tahun tapi dia tetap
saja seperti itu.. cih!” ujarnya. Wanita
itu kemudian duduk tepat di samping
pria itu. namun sepertinya pria itu tidak
menyadarinya.

“Excuse me.. Can I ask you, what time
is it?
” tanya wanita itu.
Pria itu yang tak lain adalah Wufan
menoleh kearahnya.

Its already 10 o’clock. Where do you
come from?
” tanya Wufan pada
wanita itu. dia merasa tidak asing
dengan wajahnya. Apa mungkin…

I’m from Canada. Thank you, I’ll go
now. My parent already waited for
me.
” Jawabnya. Dia sengaja
menggoda Wufan. Wanita itu, Huang
Zitao.

Wait a minute, I think we’ve meet
before but I’m forget. I wondering
something, are you Zitao
?” tanyanya
kemudian tidak bisa menghindari rasa
penasarannya lagi.

Tao hanya tersenyum. Wanita cantik itu
kemudian memeluk Wufan yang
kemudian terbengong-bengong.

Yes, I am. Aku merindukanmu, Lao
shi.”

Satu kalimat dari Tao yang membuat
jantung Wufan berdetak sangat
kencang. Bahkan Tao bisa
merasakannya. Wufan kemudian balas
memeluk Tao erat. Sangat erat.

Me too! Aku sangat merindukanmu,
Tao. Aku bahkan menunggu sampai
lima tahun untuk bertemu lagi
denganmu.”

“Aku tau, Yixing jie yang
mengatakannya padaku.” Lirih Tao
dalam pelukan Wufan.

“Apa kau sudah tau semuanya?
Termasuk…”

“Ya aku sudah tau Lao Shi. Karena
Yixing-jie mengirimkan foto-foto
pernikahannya dengan Joonmyeon-ge
padaku. Kau jahat karena sudah
mempermainkanku Lao Shi.” Ujar Tao.

“Maafkan aku Tao. Aku hanya
bingung. Maaf, aku sudah banyak
menyakitimu Tao. Aku benar-benar
tidak bermaksud melakukan itu.”

“Tidak apa-apa Lao Shi.. aku
mengerti. Jadi apa kau ingin tau apa
yang akan aku katakan?”

“Tidak.. aku tidak ingin
mendengarkannya.”

“kenapa?? Kau jahat Lao Shi. Padahal
aku sudah menunggu sampai lima
tahun untuk bisa mengatakannya.”
Ujar Tao.

Wufan kemudian melepas pelukannya dan mengelus rambut
wanita cantik itu.

“Kau tidak perlu mengatakannya
karena akulah yang akan
mengatakannya, Tao. Aku
mencintaimu. Sangat mencintaimu. Dan
kau sudah memilih jalan yang benar
dengan menghukumku seperti ini.
karena dengan inilah aku sadar
bagaimana sebenarnya perasaanku
untukmu.” Ujar Wufan.

Air mata Tao kemudian menetes tanpa dia sadari.
Sebuah air mata kebahagiaan.

“Aku juga sangat mencintaimu Lao Shi.
Dari dulu sampai sekarang pun aku
sangat mencintaimu.”

Wufan kemudian memeluk Tao lagi.
Melepaskan seluruh kerinduan dan
rasa cintanya untuk Tao.

“Wo ai ni Tao.. Wo Ai Ni.. terima
kasih karena kau terus mencintaiku dan
menerima perasaanku. Dan terima
kasih telah mengijinkanku untuk
membaca diarymu. Dengan itulah aku
bisa bertahan untuk terus mencintaimu,
mengingatmu dalam hatiku.”

Tao melepaskan pelukan itu kemudian
mencium bibir Wufan sekilas.

“Aku juga Lao Shi.. Mulai sekarang
aku milikmu..” ujar Tao kemudian
memeluk Wufan lagi. Erat dan
selamanya tidak akan terpisahkan.

Terima kasih Tuhan..
Kau telah menghadirkannya untukku..
Seorang wanita yang dengan tulus
mencintaiku dan selalu mencintaiku…
Izinkan aku terus bersamanya..
Izinkan aku untuk terus mencintai dan
menjaganya..
Selamanya…

-Wu Yi Fan-


-END-



author note :
kyaaaaa mianhaee jeongmal
mianhaeee ... udah ngepostnya lama
endingnya begini pula *dirajam
reader*
maaf banget kalo nggak sesuai
harapan dan nggak dapet feelnya,
saya udah berusaha sebaik mungkin
buat readerdeu

RCL
Posted by dinodeer
posted from Bloggeroid

TAO GEGE

Published with Blogger-droid v2.0.10

Senin, 18 Februari 2013

NEW HAIR KRIS GEGE


Ini rambut Kris gege yang baru..
Hikss.. kemana rambut pirangnya
Published with Blogger-droid v2.0.10

Sabtu, 16 Februari 2013

Bila Rasaku ini Rasamu (Bukan Dia tapi Aku) [TaoRis | FF Member]

Judul : Bila Rasaku ini Rasamu (Bukan Dia tapi Aku)
Author : Pyo Han Byul a. k. a Les Mille Fleurs
Main Cast :
- Wu Yi Fan as Kris
- Huang Zi Tao as Tao
Support Cast :
- Zhang Yi Xing as Lay
- Kim Min Seok as Xiumin
Pairing : KrisTao slight KrisLay
Length : Oneshoot
Genre : a Little bit angst, hurt, songfict
Rating : Teen
Disclaimer : FF ini adalah murni hasil pemikiran saya.. SO, NO BASHING! DON'T PLAGIAT! DON'T COPAS TANPA SEIJIN SAYA! ALL TAO POV!!
Happy Reading~
And The Story Begin~
Aku memang terlanjur mencintaimu
Dan tak pernah ku sesali itu
Seluruh jiwa telah ku serahkan
Menggenggam janji setiaku
Lagi, aku harus melihat hal itu lagi. Sampai kapan aku harus seperti ini? Sakit, aku merasa sangat sakit. Perih, hatiku sangat perih. Melihat orang yang sangat aku cintai harus melakukan sesuatu dengan orang lain sekalipun hanya di atas panggung sekalipun. Walaupun hanya untuk sekedar fanservice, tapi tak bisakah tak melakukan hal yang lebih dari itu? Mataku menatap nanar dua orang yang saat ini tengah berbincang-bincang dan tertawa berdua. Tak sadarkah aku ada disini? Memperhatikan kalian berdua.
"Tao-ah, kajja kita pulang."
"A-ah.. Ne, kajja kita pulang ge." Aku berusaha untuk tersenyum kepada Xiumin ge. Tampak ia mengerutkan keningnya melihat ekspresiku. Apakah ada yang salah?
"Kau.. Sudahlah.. Jangan pikirkan mereka berdua. Percaya saja pada mereka berdua ne." Xiumin gege menepuk pelan pundakku dan tersenyum.
"Ya, aku percaya pada mereka berdua ge.." Aku pun berusaha untuk tersenyum kembali. Percaya? Ya, aku percaya pada mereka berdua. Mereka berdua tidak mungkin mengkhianatiku kan? Ya, aku harus percaya. Terutama padanya. Ya, pada orang yang sangat aku cintai. Aku bahkan masih mampu mengingat pertama kali ini menyatakan perasaanya padaku enam bulan lalu.
FLASBACK
"Tao.. Ada yang ingin aku bicarakan padamu."
Aku menolehkan kepalaku dan Kris ge tengah menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Ada apa ge? Bicara di sini saja. Sini.. Duduk di sampingku." Aku menepuk-nepuk tempat kosong di sampingku. Tapi ia menggelengkan kepalanya dengan cepat dan segera menarik tanganku tanpa mempedulikan reaksi member EXO-M yang lainnya.
"Ya, Duizhang. Kau mau membawa kemana uri maknae kita?
Kris gege tidak mempedulikan teriakan teriakan Xiumin gege. Ia terus menarik tanganku ke dalam kamarnya.
BLAM
Aku dapat mendengar suara pintu kamarnya tertutup. Entah kenapa aku merasa jantungku berdetak sangat kencang saat ini. Ada apa ini? Apakah aku sudah melakukan kesalahan? Apakah Kris gege akan menghukumku? Jujur, aku takut sekali. Aku takut ia akan marah padaku. Atau jangan-jangan..
GREP
Aku dapat merasakan sepasang lengan kekar melingkar di pinggangku. Aku dapat merasakan hembusan nafas seseorang di leherku. Jangan katakan kalau Kris gege yang saat ini tengah memelukku. Kenapa ia memelukku seperti ini? Atau jangan-jangan dia..
"Tao-ah.. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu Tao-ah." Aku tersentak kaget mendengar ucapan yang keluar dari bibirnya. Benarkah? Ini benar-benar nyatakah?
"A-apa maksudmu gege? Ini tidak lucu." Aku mempoutkan bibirku. Aku takut. Aku takut ia hanya bercanda. Aku memang mencintainya. Ya, aku mencintainya saat pertama kali bertemunya dulu. Tapi, benarkah? Benarkah ia mempunyai perasaan yang sama denganku? Apakah ini nyata?
"Aku tidak berbohong Tao. Aku tidak bercanda. Aku mencintaimu." Ia melepaskan pelukkannya membuatku menatap langsung ke arahnya. Aku menatap matanya, berusaha untuk mencari sebuah kebohongan. Tapi nihil, aku tidak menemukannya sedikitpun. Ia benar-benar tulus. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku. Ia, pasti masih mencintai orang itu. Ya, aku tahu itu. Atau aku hanya dijadikan pelarian oleh dia?
Aku menundukkan kepalaku, menggigit bibir bawahku. Aku takut, takut bila ia hanya mempermainkanku.
"Kenapa Tao? Kau tidak percaya padaku? Tatap aku Tao. Aku bersungguh-sungguh." Ia memegang daguku, membuatku kembali menatap wajah tampannya. Tatapan matanya yang berubah sendu, membuatku terdiam terpaku. Apakah aku sudah melukainya? Apakah aku sudah menyakiti orang yang aku cintai?
"A-ani.. Aku percaya padamu gege. Aku hanya.. Ya, kau tahu. Aku hanya tidak percaya kalau kau juga mencintaiku." Aku tersenyum.
"Kau.. Kau juga mencintaiku Tao? Apakah itu berarti.. Itu berarti kau menerimaku?" Ia tersenyum dan mengguncang-guncangkan pundakku. Sesenang itukah aku membalas perasaannya? Apakah ia benar-benar mencintaiku? Aku harap ya.
Aku hanya mampu menganggukan kepalaku. Aku benar-benar gugup. Rasanya jantungku benar-benar tidak normal saat ini. Ia tersenyum. Aku melihatnya tersenyum. Kau tahu? Hanya melihatmu tersenyum ge, aku sudah senang.
GREP
Ia memeluk tubuhku, membuatku sedikit tersentak kaget karenanya.
"Terima kasih Tao. Terima kasih karena kau telah membalas perasaanku. Aku mencintaimu Tao. Aku benar-benar mencintaimu." Ia mengeratkan pelukannya. Aku tersenyum, ya, aku tersenyum. Perlahan aku membalas pelukannya.
"Aku juga ge. Aku juga mencintaimu. Benar-benar mencintaimu."
Hey, tapi kenapa? Kenapa airmataku juga ikut mengalir. Apakah aku benar-benar bahagia? Ya, tentu saja aku bahagia. Perasaanku ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.
"Tao, kenapa kau menangis? Apakah aku menyakitimu?" Ia terlihat panik, mungkin lebih tepatnya khawatir. Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat.
"Aniyoo ge.. Aku hanya.. terlalu bahagia. Ya, aku terlalu bahagia hingga aku menangis ge." Aku tersenyum, dapat ku lihat ia menghembuskan nafas lega. Apakah ia benar-benar takut menyakitiku?
"Kalau begitu, maukah kau berjanji? Tidak akan meninggalkanku, apapun yang terjadi?" Ia menatapku dengan intens dan semakin mendekatkan wajahnya. Semakin dekat hingga aku mampu merasakan hembusan nafasnya. Tanpa sadar aku memejamkan kedua mataku. Jantungku berdetak tidak karuan saat ini. Rasanya seperti..
CHU
Aku mampu merasakannya. Saat bibirnya menyentuh bibirku untuk pertama kali. Ia hanya mengecup bibirku, dan segera melepaskan tautan kami. Ia menatapku dengan kedua mata elangnya. Membuatku semakin terhanyut, jauh, ke dalam dirinya.
"Janji, jika kau tidak akan meninggalkanku? Tidak akan berpaling dariku apapun yang terjadi?" Ia menatap lekat diriku. Apakah ia ragu padaku?
"Aku berjanji ge. Aku berjanji tidak akan berpaling darimu. Aku tidak akan meninggalkanmu." Aku tersenyum dan detik berikutnya, aku mampu merasakan hangat tubuhnya saat ia memeluk diriku lagi.
"Terima kasih Tao, aku juga. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu. Tidak akan berpaling darimu. Aku janji padamu Tao. Saranghae.. Jeongmal saranghae Huang Zi Tao."
"Nado.. Nado saranghae Wu Yi Fan ge."
FLASHBACK OFF
*****
Lihatlah, siapa yang sekarang mengingkari janji itu? Siapa yang mulai berpaling terlebih dahulu? Apa kau tahu? Aku sakit ge. Aku sakit di sini. Melihat kedekatanmu dengannya. Apa kau tahu? Aku merasa kau semakin menjauh dariku. Semakin tidak terjangkau oleh kedua tanganku ini. Aku merasa jika aku hanya mengikuti bayanganmu, tanpa mampu memeluk dirimu seutuhnya saat ini.
"Tao-ah. Istirahatlah. Sudah malam." Orang itu menepuk pundakku dan tersenyum.
"Benar Tao, ini sudah malam. Lebih baik kau segera beristirahat. Aku takut kau sakit. Besok pagi kita ada pekerjaan." Ia mengacak rambutku dan tersenyum.
Apakah aku mengganggu kalian berdua? Apakah keberadaanku saat ini mengganggu kemesraan kalian berdua? Apakah kalian tahu? Aku sakit! Aku merasa sangat sakit di sini. Di sudut hatiku. Apakah kalian tidak mampu merasakannya?
"A-ah.. Kalian benar. Kalau begitu, aku istirahat duluan Lay ge, Kris ge. Annyeong. Selamat malam." Aku beranjak dari sofa, melangkahkan kakiku menuju kamarku dan Xiumin ge.
"Ah.. Tunggu sebentar Tao. Kau lupa sesuatu." Aku mampu merasakan tangan Kris ge menahanku.
"Lupa apa ge?" Aku berpura-pura tidak tahu. Ya, aku ingin mendengarnya sendiri dari bibirnya.
"Tsk.. Kau ini.." Ia menarikku dan mengecup kilat bibir dan keningku.
"Nah, sudah selesai. Sekarang, kau beristirahatlah. Mimpi indah my baby panda." Ia tersenyum dengan lembut dan mengacak rambutku dengan penuh rasa sayang -menurutku-.
"Ne.. Kau juga, segera istirahat ge. Aku juga tidak ingin kau sakit. Jaljayo Kris ge." Aku tersenyum, sesaat aku melirik ke arah orang itu. Aku melihatnya. Ia menatapku dengan tatapan.. terluka. Apakah aku sudah menyakitinya? Hey, aku juga sakit jika kau ingin tahu.
"Selamat malam semua.. Annyeong.. Jaljayoo.." Aku melangkahkan kaki dengan cepat ke arah kamar.
BLAM
BRUK
Kakiku terasa sangat lemas. Sungguh.. Aku tidak kuat.. Aku melihatnya, orang itu. Orang itu juga mencintainya. Aku mampu merasakannya. Sakit. Ini sakit. Aku tidak ingin merasakannya. Aku tidak ingin merasakan sakit seperti ini. Aku mencengkram dadaku. Membiarkan airmata yang sedari tadi aku tahan mengalir dengan bebasnya. Sungguh, ini terasa amat menyakitkan. Kenapa? Apa salahku? Apa salahku hingga aku harus mengalami ini semua? Aku mengigit bibir bawahku, menahan isakanku. Tidak, aku tidak ingin membuat Xiumin gege terganggu karena tangisanku. Aku tidak ingin menyusahkan orang lain. Biar, biarkan aku yang merasakan sakit ini sendiri. Ya, biarkan aku yang menanggung rasa sakit ini.. sendiri.
"Hiks.. Appo.. Sakit.. Tapi.. Aku mencintainya.. Aku benar-benar mencintainya. Tapi, orang itu.. Orang itu juga mencintainya. Apa yang harus aku lakukan? Jawab aku Kris ge. Jawab aku.."
*****
Kumohon jangan jadikan semua ini
Alasan kau menyakitiku
Meskipun cintamu tak hanya untukku
Tapi cobalah sejenak mengerti
"Maaf Tao, tadi di bandara aku..--" Ia menundukkan kepalanya. Merasa bersalahkah? Kenapa? Kenapa kau harus merasa bersalah?
"Gwencahana ge.. Tadi ada Luhan gege yang menjagaku." Aku tersenyum. Tapi benarkah? Benarkah tidak apa-apa?
"Tapi Tao..---" Ia mengangkat wajahnya, tangannya terulur untuk menyentuhku. Dan entah mengapa, aku malah menghindari sentuhannya.
"Aku tahu kau juga pasti lelah ge. Istirahatlah. Aku juga ingin istirahat. Kepalaku masih terasa sakit. Kau tahu, sepertinya aku memang tidak boleh berpergian jauh-jauh. Hahaha.." Aku tertawa, berusaha menutupi perasaanku yang sebenarnya.
"Tao--"
"Selamat malam ge." Aku sedikit berjinjit untuk mengecup keningnya.
"Saranghae Kris ge. Aku mencintaimu." Aku tersenyum, tampak ia ingin mengulurkan tangannya kembali. Tapi dengan segera aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar.
Apakah kau pernah merasakannya ge? Merasakan sakitnya, merasakan kecewanya, saat kau membutuhkan seseorang yang kau cintai untuk berada di sampingmu, tapi ternyata orang itu tidak mempedulikanmu sedikit pun. Apakah aku egois? Ya, aku memang egois. Tapi itu semua karena dirimu. Karena kau adalah KEKASIHKU. Apakah aku tidak boleh egois? Apakah aku harus selalu mengalah? Aku rasa, aku sudah berkorban banyak untukmu ge. Terlebih perasaanku.
"Aku bodoh.. Aku bodoh.. Tapi aku mencintaimu. Aku mencintaimu Wu Yi Fan. Aku benar-benar mencintaimu."
*****
Lagi.. Aku melihatnya lagi. Lagi, ini sudah kesekian kalinya aku mendengarkan kata-kata menyakitkan itu keluar dari bibir dan tulisan para fans.
"Cih.. Kenapa dia selalu mendekati Kris? Memangnya dia pantas?"
Mendekati? Bukan aku yang selalu mendekatinya. Bukankah dia yang selalu mencariku? Apa salah jika aku mendekati kekasihku sendiri?
"Tsk.. Dia selalu menyakiti Kris gege. Selingkuh dengan Baekhyun dan yang lainnya."
Selingkuh? Aku berselingkuh? Demi Tuhan. Tak pernah sedikitpun terlintas di pikiranku untuk mengkhianatinya.
"Dia tak pantas dengan Kris oppa."
Aku tak pantas? Lalu siapa yang lebih pantas? Apakah orang itu yang lebih pantas? Seburuk itukah aku di mata kalian?
"Sudah manja, cengeng, sekarang gay? Tsk.. Tak di sangka."
Aku akui aku memang manja. Aku memang cengeng. Tapi gay? Apakah itu salah? Apakah itu merugikan kalian? Bukankah cinta itu tidak memandang apapun?
"Dia cuma memanfaatkan Kris oppa. Dasar tidak tahu diri."
"Dia itu..--"
Cukup. Sudah cukup aku melihat dan mendengar semua caci maki seperti itu. Apakah itu yang ada di mata kalian? Memanfaatkan Kris gege? Apakah itu yang kalian lihat? Kenapa? Kenapa kalian sampai menuduhku seperti itu? Berselingkuh? Bahkan pikiran itu tak sedikitpun terlintas dalam pikiranku. Aku dan Baekhyun hyung hanya sahabat. Tak lebih dari itu. Kami dekat karena kami sama-sama berbintang Taurus dan juga lahir di bulan yang sama. Dan ia juga yang menjadi penerjemah untukku bila kami semua sedang perform bersama di atas panggung, karena mengingat jarak aku dan Kris gege yang terlalu jauh.
Apakah kau tahu bagaimana rasanya bila orang-orang menyebutmu gay? Padahal sepertinya mereka tidak memberikan respon apapun tentang kedekatanmu dengan orang itu. Mungkin lebih baik aku yang mengalah. Ya, mungkin itu lebih baik. Aku memang sudah terlanjur mencintai dirimu. Tapi, tak bisakah? Tak bisakah kau merasakanya? Rasa cemburu setiap kali melihat kedekatanmu dengannya? Tatapan mata yang terluka setiap kali melihat kalian berdua membuat moment bersama di atas panggung.
"Kami melakukan itu hanya untuk sekedar fanservice. Tidak lebih Tao-ah. Lagipula bukankah ia sudah jadian dengan Suho? Apa kau tidak percaya padaku? Aku hanya mencintaimu. Hanya kau Huang Zi Tao."
Kau selalu mengatakan hal itu. Tapi benarkah? Benarkah hanya sekedar fanservice semata? Aku merasakan ada yang lain dari tatapan kalian. Apakah ada yang kalian sembunyikan dariku? Adakah yang tidak aku ketahui selama ini?
Apakah kalian tidak dapat merasakannya? Atau mungkin, mungkin kalian merasakannya, tapi kalian mengabaikan perasaan itu. Membutakan mata dan hati kalian, menulikan telinga dan pendengaran kalian. Hingga kalian tidak mampu melihat airmata yang mengalir dari kedua mataku, mendengar jeritan tangis dari dalam hatiku.
Apa perbedaan aku dengannya? Bukankah ia juga seorang pria? Kenapa? Kenapa hanya aku saja yang menerima kata-kata menyakitkan seperti itu?
"Tao, kau melamun lagi?" Aku menolehkan pandanganku dan melihat Xiumin gege menatapku dengan ekspresi khawatir. Sungguh, aku tidak ingin mereka mengkhawatirkan keadaanku. Aku hanya tersenyum. Dapat ku lihat ia menghela nafas lalu duduk di sampingku.
"Memikirkan mereka lagi?"
"A-aniyo.. Aku tidak memikirkan mereka." Aku memalingkan wajahku ke arah lain dan mengigit bibir bawahku. Menahan airmata yang siap mengalir setiap saat. Aku memang cengeng. Tapi inilah aku. Aku mudah tersentuh hanya karena hal-hal kecil. Aku mampu menangis hanya karena sesuatu hal yang sederhana. Aku memang lemah, dan aku akui itu. Tapi tidak bisakah? Tidak bisakah kalian tidak memperburuk keadaan itu.
"Kau berbohong Tao. Kau kira aku tidak dapat merasakannya? Aku tahu kau selalu menangis diam-diam di kamar Tao setiap malam. Bahkan saat kita sedang berkumpul bersama. Tanpa kau menunjukkan kau menangis pun, dalam hatimu kau menangisi mereka. Aku tahu itu semua Tao."
Aku tersentak kaget mendengar ucapan yang keluar dari bibir Xiumin gege. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa ia mengetahui semuanya? Sedangkan ia dan orang itu. Tidak sedikitpun menyadari keadaanku sebenarnya.
Sekuat tenaga aku menahan airmata yang siap mengalir kapan saja. Tidak, aku harus kuat. Harus.
"Menangislah. Menangislah agar kau merasa lega. Lepaskanlah. Lepaskanlah semua yang kau pendam selama ini. Aku tahu Tao, aku tahu bagaimana perasaanmu yang sebenarnya. Dan satu lagi. Jangan pernah mendengarkan ucapan orang-orang itu. Mereka tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Hanya kau yang tahu bagaimana dirimu sebenarnya. Jadilah dirimu sendiri Tao-ah. Kami selalu mendukungmu di sini. Percayalah."
DEG
Semua yang di katakan Xiumin gege benar. Kenapa aku baru menyadarinya? Tapi, tetap saja. Itu sangat menyakitkan untukku.
GREP
Aku dapat merasakan rasa hangat melingkupi tubuhku. Xiumin gege memelukku dengan erat. Dan tanpa dapat ku bendung lagi, aku membiarkan airmata yang sedari tadi ku tahan mengalir dengan sendirinya.
"Tolong.. Tolong bantu aku Xiumin ge. Bantu aku.. Aku mencintainya. Aku sungguh-sungguh mencintainya."
*****
Bila Rasaku Ini Rasamu
Sanggupkah Engkau Menahan Sakitnya
Terkhianati Cinta Yang Kau Jaga
Coba Bayangkan Kembali
Betapa Hancurnya Hati Ini Kasih
Semua Telah Terjadi
"Tunggu Tao, itu tidak seperti yang kau kira." Langkahku tertahan karena ia tengah memegang lenganku dengan sangat erat.
"Tidak seperti yang ku kira? Aku mendengarnya dengan jelas ge. AKU MENDENGARNYA DENGAN JELAS! LALU KAU BILANG ITU TIDAK SEPERTI YANG KAU KIRA?!"
Cukup. Ini sudah cukup bagiku. Dapat ku lihat wajahnya yang terkejut mendengar teriakanku. Aku tidak peduli. Sudah cukup. Bukankah itu semua sudah menjadi bukti. Ia mengatakannya sendiri dari bibirnya, tanpa ada paksaan.
"Lay saranghaeyo. I hate daddy."
Apa itu? Tidak seperti yang ku kira? Apa itu tidak cukup membuktikan perasaanmu yang sebenarnya? Apa kau tidak tahu kalau kau baru saja menghancurkan perasaanku? Menghancurkan perasaan yang sudah aku tata dengan baik untuk dirimu. Perasaan cinta yang tercipta hanya untuk dirimu. Hanya untuk dirimu Wu Yi Fan.
"A-aku.. Aku hanya bercanda sayang. Aku tidak bersungguh-sungguh mengatakannya." Ia memegang erat kedua pundakku. Wajahnya terlihat sangat panik. Ah, tentu saja. Karena aku mendengar sendiri "pernyataan cinta" darinya untuk orang itu.
"Cukup ge.. Cukup. Jangan jadikan itu alasan untuk menyakitiku lebih dari ini ge. Aku tahu, aku tahu kau mencintainya. Dan tampaknya ia juga mencintaimu ge. Chukkae." Aku tak mempedulikan berapa banyak airmata yang saat ini tengah mengalir menghiasi pipiku. Sesak, sakit, perih, kecewa semua bercampur menjadi satu.
"Itu tidak seperti yang kau kira Tao. Aku hanya mencintaimu. Hanya dirimu." Ia menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Kau tahu? Perih. Saat menatap kedua manik mata itu. Tolong. Tolong katakan kalau ia berbohong.
"Ak-- hmpphh--"
Ia mengunci bibirku dengan bibirnya. Ia menciumku. Terasa lembut, tapi sangat menyakitkan untukku. Ia terus mengecup bibirku, tanpa mempedulikan penolakkan dariku.
Entah sudah berapa lama kami berciuman. Hingga akhirnya aku mendorong dengan paksa dirinya untuk menjauh. Dengan segera aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Aku mengusap dengan kasar bibirku. Ia menatapku, menatapku dengan tatapan sendunya. Tolong. Tolong jangan biarkan aku terjerat oleh kata-kata manisnya lagi. Ini sudah cukup. Cukup menyakitkan untukku.
"Aku hanya mencintaimu Tao. Hanya dirimu. Aku dan dia hanya..--"
GREP
"Aku mencintaimu ge. Aku mencintaimu. Tolong, tolong jangan sakiti aku lagi." Dan tanpa sadar aku sudah memeluknya. Aku memaafkannya? Ya, aku selalu memaafkannya. Aku mencintainya. Aku sungguh-sungguh mencintainya.
"Aku berjanji Tao. Aku tidak akan menyakitimu. Tidak akan pernah."
Dapat aku rasakan ia memeluk erat tubuhku. Mengusap lembut rambutku. Aku dapat merasakannya. Rasa cinta dan sayang dari dirinya. Apakah aku bodoh? Mungkin aku memang benar-benar bodoh. Tapi aku mencintainya dan aku akan percaya dengan janjinya. Janji bahwa ia tidak akan pernah menyakitiku lagi. Ya, semoga saja.
*****
(cintaku) cintaku (lebih besar dari benciku) lebih besar dari benciku
Cukup aku yang rasakan(jangan dia) jangan dia (jangan dia) jangan dia cukup aku
(jangan dia jangan dia) cukup aku(jangan dia)
PRANG
Gelas yang tengah ku pegang terlepas begitu saja dari genggaman tanganku. Aku melihatnya. Melihat orang yang aku cintai tengah memeluk dengan erat orang itu. Dan lagi.. Wajah mereka.. Wajah mereka sangat dekat. Dapat ku lihat mereka berdua terkejut melihat diriku. Dengan segera mereka berdua melepaskan pelukan mereka. Tampak orang itu, Lay gege, menatapku dengan tatapan bersalah. Kenapa? Kenapa kau menatapku seperti itu?
"Ta-Tao. Ini tidak seperti yang kau lihat." Ia melangkahkan kakinya ke arahku yang tengah terdiam terpaku di tempatku. Kaki terasa mati rasa. Kenapa? Kenapa di saat seperti ini aku tidak bisa menggerakan kakiku. Kenapa? Kenapa di saat seperti ini aku tidak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Kenapa? Kenapa tubuhku tidak menolak saat ia ingin memeluk? Kenapa? Kenapa harus seperti ini?
"Be-benar Tao. Ini tidak seperti yang kau lihat. A-aku tadi sedang bercerita tentang Suho hyung. Sepertinya aku terlalu terbawa suasana. Ka-kami berdua tidak melakukan apapun. Percayalah." Lay gege menatapku, menatapku dengan tatapan bersalahnya. Dapat ku lihat airmata telah menghiasi wajah manisnya. Hey? Aku bahkan belum mengucapkan sepatah kata pun. Aku hanya mampu memberikan tatapan kosong ke arahnya. Sungguh, aku benar-benar tidak ingin berada di posisi seperti saat ini.
"Istirahatlah Lay-ah. Ini sudah malam. Biar aku yang menjelaskan padanya. Kau pasti sudah sangat lelah. Besok pagi kita ada jadwal lagi. Aku tidak ingin ada anggotaku yang sakit karena ini." Ia melepaskan pelukkannya dari tubuhku dan menepuk pelan pundak Lay gege. Dapat ku lihat dari sorot matanya yang terlihat sendu dan.. terluka.
"Ba-baiklah. Aku istirahat dulu kalau begitu. Selamat malam Duizhang. Selamat malam Tao." Ia menepuk pelan pundakku saat ia melewati tubuhku. Sesaat aku melihat ia menatapku dengan tatapan terluka. Kenapa? Kenapa ia menatapku seperti itu? Apa aku sudah menyakitinya? Kenapa? Kenapa ia memberikan tatapan seperti itu padaku? Apa salahku?
Aku menatap kepergian Lay gege dengan penuh tanda tanya dalam pikiranku. Kenapa justru ia yang menatapku seperti itu? Harusnya aku! Harusnya aku yang menatapnya seperti itu! Kris gege itu kekasihku dan seharusnya yang memeluknya seperti hanya aku! Hanya aku! Terdengar egois memang, tapi aku mencintainya. Sangat mencintainya. Apakah aku salah bila aku cemburu melihat hal itu?
"Tao.."
Panggilan itu menyadarkanku, bahwa saat ini aku tidak sedang sendiri. Dengan segera aku menolehkan wajahku, menatap ia yang tengah berdiri terpaku. Tampak ekspresi wajahnya yang menyiratkan rasa lelah dan tatapan matanya yang terlihat begitu sendu. Ia melangkahkan kakinya, mengulurkan tangannya untuk menggapaiku tapi dengan segera aku menepis uluran tangannya.
"A-aku juga ingin segera beristirahat. Kau juga beristirahatlah gege. Ini sudah malam. Kau tampak sangat lelah." Aku memalingkan wajahku, dan segera membalikkan tubuhku. Memejamkan kedua mataku, menahan airmata yang sedari tadi berontak untuk keluar.
'Aku mohon Tuhan. Berikan aku kekuatan saat ini.'
"Selamat malam gege." Aku segera melangkahkan kakiku menjauh darinya. Sakit. Ini sangat sakit. Lebih sakit dari yang sebelumnya. Kemana? Kemana janji yang dulu ia ucapkan padaku. Janji bahwa ia tidak akan menyakitiku lagi. Kemana janji itu?
Aku mengusap dengan kasar airmata yang mengalir di pipiku. Tuhan, aku mohon, aku berharap kau menghilangkan semua rasa sakit ini. Aku tidak sanggup Tuhan. Sungguh aku tidak sanggup. Aku memang mencintainya. Tapi, bukan seperti ini Tuhan. Bukan cinta yang menyakitkan seperti ini yang aku harapkan.
GREP
Aku tersentak kaget karena pelukan tiba-tiba itu. Aku dapat merasakan hembusan nafasnya di leherku. Dan aku merasakan pundaku sedikit basah. Tunggu. Basah? Tidak mungkin kalau ia..
"Maafkan aku Tao. Maafkan aku." Aku mampu merasakan tubuhnya sedikit bergetar. Dan tolong katakan padaku. Katakan padaku kalau aku baru saja salah dengar. Tidak mungkin ia menangiskan? Tidak mungkin.
"Aku mencintaimu Tao. Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu. Tapi.."
Tapi? Tapi apa ge? Kenapa harus ada tapi? Cukup. Aku sudah tahu apa yang akan kau katakan selanjutnya. Jangan teruskan. Aku mohon jangan teruskan. Aku tidak ingin mendengarnya saat ini. Aku benar-benar tidak siap jika aku harus terluka saat ini. Kenapa? Kenapa justru di saat ini lidahku terasa sangat kelu.
"Tapi tidak dapat ku pungkiri. Aku juga mencintainya. Aku juga mencintai Lay." Ia mengeratkan pelukkannya. Aku dapat merasakan pundakku basah sangat basah saat ini. Tak tahukah kau? Aku terluka, hatiku hancur. Mendengar semua pengakuanmu. Tak mampukah kau mendengar jeritan hatiku, yang meneriakkan kata kecewa, kata terluka, kata perih. Tidak mampukah kau mendengarnya? Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku. Apa salahku? Apa salahku?
"A-apa salahku ge? Apa salahku hingga kau melakukan hal ini padaku? Apakah aku begitu tidak pantas untukmu, hingga kau mempermainkan perasaanku? Kenapa ge? Kenapa harus aku yang merasakan semua ini? KENAPA HARUS AKU GE?! JAWAB AKU GEE?!!" Aku berteriak, putus asa, kecewa, terluka, perih, pedih, sesak. Cukup Tuhan, cukup. Aku tidak ingin merasakan rasa sakit ini lagi.
"Apa Tuhan sedang menghukumku ge? Apakah ini semua karena aku terlalu manja padamu? Apakah kau juga berpikiran kalau aku hanya memanfaatkanmu ge? Sama seperti para fansmu, menuduhku jika aku hanya memanfaatkan dirimu. Jawab aku ge? JAWAB AKU?!!" Biarkan, biarkan aku mengungkapkan semua yang telah aku pendam selama ini. Tolong, tolong biarkan aku mengungkapkan semua perasaanku saat ini.
"Cukup Tao. Itu semua tidak seperti yang kau katakan. Bukan itu. Bukan itu alasannya." Ia melepaskan pelukannya, dan membalikan tubuhku untuk menghadapnya. Aku menundukkan kepalaku. Sungguh, aku tidak sanggup untuk mengangkat wajahku. Menatap wajahnya, melihat kedua matanya yang selalu membuatku hanyut kedalamnya. Cukup. Ini sudah melebihi batasku.
Aku mencengkram dadaku. Ini sangat sakit. Lebih sakit dari yang aku pikirkan saat ini. Mendengar orang yang ku cintai juga mencintai orang lain selain diriku. Itu sudah cukup membuatku terpuruk.
"S-sampai se-sejauh mana k-kau akan menyakitiku ge? Sampai sejauh mana kau ingin menghancurkanku? Sampai sejauh mana kau ingin mempermainkan perasaanku? Sampai sejauh mana ge? Sampai sejauh mana?" Aku mengangkat kepalaku, menatap wajahnya yang tampak terkejut dengan semua pertanyaanku. Aku menatapnya, menatap dengan tatapan lelahku. Sungguh, aku benar-benar sudah sangat lelah. Aku lelah jika harus menjalani hubungan seperti ini. Ia tidak memberikan respon apapun. Diam. Itulah jawabannya.
"Aku lelah ge. Aku lelah jika harus seperti ini. Kau tahu? Hatiku sudah hancur ge. Perasaanku sudah terluka dalam ge. Aku membencimu ge. Aku sangat membencimu."
Tampak ia tersentak kaget karena ucapanku.
"Aku memang membencimu. Tapi rasa cintaku ini lebih besar dari rasa benciku ge. Apa kau dapat merasakannya ge? Apa kau mengetahuinya? Mengetahui perasaanku yang sebenarnya? Tolong jawab aku ge. Jawab aku." Aku memukul-mukul dadanya. Membiarkan airmataku mengalir dengan derasnya. Ia terdiam. Ia terdiam terpaku. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"JAWAB AKU GE!! APA YANG HARUS AKU LAKUKAN? APA YANG HARUS--"
GREP
Ia memelukku. Ia memeluk tubuhku. Aku dapat merasakannya. Merasakan tubuhnya bergetar.
"Maaf. Maaf. Maaf. Maafkan aku Tao. Maafkan aku."
Aku tersentak kaget karena ucapannya. "Maaf"? Hanya kata itukah yang mampu kau ucapkan padaku? Setelah kau melukai perasaanku hingga seperti ini? Hanya kata "maaf" sajakah? Kenapa? Kenapa justru kau meminta maaf padaku.
"Aku mohon. Aku mohon jangan menangis ge. Kau membuatku seakan-akan aku yang bersalah ge. Tolong. Tolong jangan menangis. Kau membuatku semakin terasa sakit. Aku moh--"
"Aku mencintaimu. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu Tao." Ia mengeratkan pelukannya, membuatku semakin terasa sakit. Tolong, tolong jangan katakan kau mencintaiku, jika hatimu tidak seutuhnya untukku. Tolong, tolong jangan siksa aku dengan semua kata manismu.
"Aku mencintaimu. Aku benar-benar mencintaimu. Maafkan aku. Maafkan aku Tao." Ia semakin mengeratkan pelukkannya membuat hatiku semakin terasa sesak. Tuhan, apakah aku harus memberikannya kesempatan untuk kesekian kalinya? Apakah aku harus memaafkan orang telah menyakiti perasaanku hingga seperti ini? Apakah aku harus memaafkan orang yang telah mengingkari janjinya,berpaling kepada orang lain. Apa yang harus aku lakukan Tuhan? Apa yang harus aku jawab saat ini?
Aku memejamkan mataku. Berusaha untuk menghirup aroma tubuh yang selama ini telah menjadi candu untukku. Dada bidang yang selalu membuatku merasa sangat nyaman. Lengan kekar yang selalu memelukku, memberikan kehangatan untukku. Tangan besar yang selalu menggenggam tanganku dengan erat. Mata yang selalu menatapku dengan tatapan teduh dan damainya. Bibirnya yang selalu menjadi candu untukku, yang selalu mengucapkan kata cinta untukku. Aku menyukai semuanya. Semua yang ada pada dirinya. Aku mencintai orang ini. Sangat mencintai orang ini. Kilasan setiap moment yang aku lalui bersamanya kini menari-nari memenuhi pikiranku. Tuhan, apakah aku harus memaafkannya?
"Aku mencintaimu Tao. Aku..--"
"Aku juga. Aku mencintaimu ge. Aku juga sangat mencintaimu." Tanpa sadar kata-kata itu mengalir dengan sendirinya. Ya, aku mencintainya. Aku memang terlanjur mencintainya. Dan itu tak mampu untuk aku pungkiri. Tak mampu untuk aku ingkari. Namanya, namanya jelas-jelas telah terukir dengan indah dalam hatiku. Bahkan luka yang ia torehkan untukku, tidak mampu untuk menghapus namanya dari hatiku.
"Benarkah? Benarkah itu?" Ia menjauhkan tubuhnya, dan menatapku dengan tatapan tidak percaya. Aku hanya mampu menganggukkan kepalaku dan tersenyum. Ya, aku tersenyum. Aku benar-benar tulus mencintainya.
"Gomawo. Gomawo Tao-ah. Aku berjanji. Aku berjanji akan melupakan perasaanku padanya. Aku berjanji. Berjanji akan mencintaimu seutuhnya. Gomawo Tao-ah. Gomawo. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu Tao-ah." Ia kembali memeluk tubuhkku. Aku dapat mendengar tawanya. Melihat senyumnya. Itu sudah cukup untukku. Aku mencintaimu. Tak dapat aku pungkiri rasa cintaku lebih besar dari rasa benciku. Aku mencintaimu, lebih dari dirinya. Tolong, cintai aku. Cintai aku seutuhnya. Bukan dia. Jangan dia. Tapi aku. Hanya aku. Hanya aku yang harus kau cintai. Bukan dia, tapi aku.
****
-T-H-E-E-N-D-
Tolonggggggggggggggg!!!!!!!! Jangan bunuh aku habis ini.. Beneran ga tau buat dapetin feelnya lagi. Akibat badmood. ==a bis melihat sesuatu yang tidak menyenangkan. Ga dapet feelnya? *garuk tembok* Inilah adalah FF yang gw buat karena terlalu banyak yang ngebash Taoooo.. CUKUUUUUUPP!! gw ga mau ngedenger Tao di bash lagi. Terlalu menyakitkan. T______T *peluk Tao*
Posted by dinodeer

Senin, 11 Februari 2013

FanFiction //The diaries Taoris version [2shoot]// TAORIS


*annyeonghaseyo yeorobun ^^. Kali ini saya mau share FF Taoris momen (adakah yang Taoris shipper seperti mimin?). Ini FF bukan hasil karya mimin :(, ini FF mimin ambil dari salah satu page di FB. Karna menurut mimin ini FF keren dan yang pasti mimin suka jalan ceritanya ^^. Makanya saya Share di blog saya, semoga kalian juga suka yah ^_^*




BUDAYAKAN RCL yah ^^




Happy Reading ^_^
.
.
.
.
.
.
.
Author : Park minrin
Title: The diaries Taoris version [2shoot]
Main Cast : Huang Zitao, Wu Yifan
Other Cast: Zhang Yixing
Ganre : Sad, Romance, School life
Rating : T
[WARNING !! typo[s] , gender switch]
Here we gooooo!!



***************



Setiap hari aku hanya duduk disini.. di
tempat ini..
Sambil memandang sosok tegasnya
yang berdiri di depan dengan kemeja
rapi dan kacamata berbingkai tipis
yang bertengger manis di hidung
mancungnya itu..
Aku hanya bisa membayangkan sosok
tegap itu memelukku..
Membisikkan kata-kata cinta yang
begitu lembut ditelingaku..
Dengan suara rendah dan berat
miliknya yang selalu aku dengarkan
setiap hari..
Memabukkan namun aku hanya bisa
menahan diriku..
Cukup memandangnya dari tempat ini
hatiku sudah merasa puas…
Tapi kenapa perasaan ini makin hari
makin kuat..
Perasaan ingin menguasai…
Perasaan ingin dimiliki…
Perasaan yang ingin dianggap lebih
dari saat ini..
Perbedaan? Aku tidak peduli itu…
Yang kuinginkan hanyalah kau memiliki
dan mencintaiku..
Sama seperti yang kulakukan
untukmu….

-THE DIARIES-

“Huang Zitao! Kenapa kau senang
sekali melamun dikelas hah? Apa kau
tidak suka dengan pelajaranku ini?”
tanya seorang guru dengan postur
tinggi dan berkacamata.

Dia menegur
seorang murid yang sedari tadi hanya
melamun sambil memandang keluar
jendela. Tao, Huang Zitao.

“Biasa saja, Lao Shi. Aku hanya ingin
melihat langit yang cerah itu. apakah
tidak boleh?” tanya murid bernama
Tao itu balik kepada gurunya.

“Tapi aku berdiri disini dan bicara di
depan kelas ini sedangkan kau hanya
memandang keluar jendela tanpa
memperhatikan pelajaranku. Apa kau
sudah lebih pintar dariku hah?” guru
itu melotot dari balik kacamata
berbingkai tipisnya itu. sedangkan Tao
hanya memandangnya datar tanpa
ekspresi.

“Lao Shi, sudahlah, tidak perlu
mengomel seperti itu. Kasian teman-
teman lain yang ingin belajar di kelas
ini. konsentrasi mereka jadi terganggu
kan.” Jawab Tao dengan wajah tanpa
dosa.

“Kau pikir ini karena siapa hah?!” guru itu semakin emosi.
Dia jadi naik darah karena kelakuan
Tao.

Teman-teman Tao hanya memandang
kearahnya dengan tatapan malas.
Mereka tau jika Tao sudah berulah
seperti ini, anak itu pasti tidak bisa
dihentikan.

“Aku tidak tau itu karena siapa Lao
Shi.” Jawab Tao polos. Dia menggoda
gurunya itu. Namun sang guru menjadi
semakin emosi mendengar kata-kata
Tao.

“Kalau kau pikir langit di luar lebih
indah dan lebih menari daripada
pelajaranku ini, silakan keluar dari
ruangan ini dan pandangilah langit
diluar sana sepuasmu Huang Zitao!”

Dan Tao hanya bisa tersenyum tidak
jelas saat berjalan keluar meninggalkan
kelas itu.

-THE DIARIES-

Mencari perhatian….
Bisa dibilang begitu. Apakah aku
berlebihan?
Aku hanya tidak mau dianggap sama
olehnya.. maka itu aku selalu
menggodanya..
Walaupun aku yakin jika aku terus-
terusan seperti itu dia akan mati
karena sakit jantung akibat
memarahiku setiap hari.
Bukan karena apa yang diajarkannya
itu tidak menarik.. terlalu menarik
malah..
Bukan apa yang diajarkannya..
melainkan dirinya itu sendiri..
Dia tidak sadar? Tentu saja…
Otaknya memang boleh lebih jenius
dariku, tapi tau apa dia tentang
perasaan…
Biar sajalah..
Untuk sementara cukup seperti ini..
Biarkan aku terus mencuri
perhatianmu.. Wufan Lao Shi..

======================

“Wufan, apakah Zitao itu muridmu?
Hem, maksudku apakah kau mengajar
dikelasnya?” tanya wali kelas Tao
kepada guru Tao yang bernama
Wufan.

“Iya Pak, saya yang mengajar
dikelasnya. Ada apa Pak?” tanya
Wufan. Wali kelas Tao kemudian
menyuruh guru tampan itu untuk duduk.

“Begini Mr. Wu, ada yang saya ingin
bicarakan mengenai Tao dan
pelajaran anda.” Jawab wali kelas
Tao kemudian menghela nafas berat.
Wufan hanya menyimak dan
menunggu apa yang akan dikatakan
oleh wali kelas Tao.

“Tao adalah murid yang menonjol di
semua pelajaran tapi entah mengapa
tidak dalam pelajaranmu, Mr. Wu.
Nilai bahasa inggrisnya jelek sekali
dibandingkan nilai-nilai pelajarannya
yang lain. Bisakah kau lebih
membantunya Mr. Wu? Karena ini
juga permintaan orang tuanya.” Jelas
wali kelas Tao panjang lebar pada
Wufan.
Wufan hanya mengehela nafas berat.

Dia tau hal seperti ini pasti terjadi. Dia
bingung harus melakukan apa.
Masalahnya adalah Tao suka seenak
hatinya dan tidak suka dengan
pelajarannya. Mungkin terlebih lagi
dirinya sendiri.

“Begitukah Mr. Li? Baiklah, saya akan
mencoba bicara dulu dengannya.
Mungkin saya akan sedikit memberikan
tambahan untuknya.” Ujar Wufan. Dia
memang pada akhirnya harus
melakukan ini.

“Benarkah? Anda mau membantu, Mr.
Wu? Saya benar-benar berterima
kasih. Xie xie ni.” Ujar wali kelas Tao.
Wufan hanya mengangguk-angguk
kemudian undur diri dari hadapan
wali kelas Tao itu.

=======================

“Huang Zitao… kau dicari oleh Wufan
Lao Shi. Kau di suruh keruang
multimedia sekarang. Dan kulihat dari
raut wajahnya sepertinya Wufan Lao
Shi kesal sekali.” ujar salah seorang
teman Tao saat dia melihat namja
tampan itu sedang duduk sendirian
dikelas. Ini adalah jam istirahat, namun
Tao lebih suka berdiam diri dikelas
saja.

“Benarkah? Hmm.. baiklah. Aku akan
segera kesana. Xie xie Bai Xian.” Tao
tersenyum kearah temannya yang
bernama Bai Xian itu kemudian
melangkahkan kakinya menuju ruang
multimedia dimana Wufan sudah menunggunya saat ini.

========================

Tao membuka pintu ruang multimedia
yang tertutup itu. dia kemudian melihat
sosok Wufan yang sedang duduk
sambil tertunduk disamping jendela.
Tangannya menumpu dagu lancipnya.
Sinar matahari yang menerobos
jendela dan menerpa wajahnya itu
membuat sosoknya terlihat sangat
indah.

Tao menelan ludahnya melihat sosok
itu. Namun dengan cepat dia
menenangkan hatinya dan berjalan
kearah sosok tampan itu.

“Benarkah kau memanggilku, Wufan
Lao Shi?” tanya Tao membuyarkan
lamunan Wufan. Wufan
mendongakkan kepalanya memandang
wajah Tao.

“Ya, aku memanggilmu Huang Zitao.
Ada yang harus kubicarakan
denganmu. Duduklah.” Jawab Wufan.

Tao kemudian menarik kursi di depan
namja tampan itu.

“Apa yang ingin Lao Shi bicarakan?”
tanya Tao tak sabar.

“Ini mengenai nilai-nilaimu dalam mata
pelajaranku. Aku tidak tau apa yang
kau pikirkan tentangku, Tao. Apakah
kau sebegitu tidak sukanya dengan
pelajaranku? Atau kau tidak suka
denganku? Nilaimu sangat parah Tao.
Parah sekali.” jawab Wufan.

Tao hanya memandang Wufan dengan
pandangan yang sulit diartikan.

“Menurut Lao Shi?”

“Aku tidak tau, Tao. Karena itulah aku
bertanya.”

“Kita orang China Lao Shi dan yang
harus kita pelajari adalah bahasa
mandarin, bukan bahasa inggris.”

“Tapi bahasa inggris penting Tao.
Mulai besok kau akan aku beri
tambahan setiap sore sampai seluruh
nilai-nilaimu membaik Tao! Aku tidak
ingin ada alasan apapun darimu untuk
menolak karena jika seperti ini terus
kau bisa tidak naik kelas. Apa kau
bersedia belajar denganku setiap sore
mulai besok Tao?”

Tao tidak menjawab apapun. Dia
hanya menganggukkan kepalanya
sambil memandang Wufan dengan
pandangan datar.

“Dan pastikan kau tidak akan pernah
membolos dikelas tambahanmu..”

-THE DIARIES-

Apa mereka bisa membaca pikiranku??
Hahaha.. aku senang sekalii!
Inilah yang benar-benar kuinginkan
selama ini
Tentu saja dengan begini aku bisa
leluasa berduaan dengannya..
memandang wajah tampannya itu
setiap hari..
Tidak sia-sia aku membuat diriku
menjadi “bodoh” seperti ini..
Karena ini yang kuharapkan
Aku tidak sabar menanti setiap sore
yang akan kuhabiskan bersamanya.
Sampai bisa katanya? Aku tidak akan
pernah mau menjadi bisa jika ini
imbalannya Lao Shi..
Aku sangat menantikan saat-saat
seperti ini.
Mungkin aku akan bisa jika kau
membalas cintaku.
Maka aku akan menghentikan ini
semua Lao Shi~
Tatap aku dan lihatlah semua
ketulusanku.. walaupun ini merupakan
sebuah kebodohan untukmu..

======================

“Tao! Ini tidak seperti itu. kau
memperhatikanku atau tidak sih?” omel
Wufan. Dia agak sedikit kesal karena

Tao selalu mengabaikan
penjelasannya.

“Aku memperhatikanmu Lao Shi. Aku
selalu memperhatikan wajahmu.” Ujar
Tao menggoda Wufan.

“Bukan wajahku Huang Zitao! Tapi
penjelasanku! Aku sudah mengajarimu
selama seminggu ini tapi kenapa kau
tidak ada kemajuan sedikitpun!”
Wufan sudah benar-benar kesal.
Menurutnya ini sudah sangat
keterlaluan.

“Lao Shi jangan mengomel seperti itu.
aku jadi tidak konsentrasi ini.
bagaimana bisa nantinya aku mengisi
ini semua kalau Lao Shi mengomeliku
terus seperti ini?” Tao menutup
telinganya membuat Wufan melotot
dibalik kacamatanya itu.

“Apa yang kau maksud dengan
konsentrasi Tao?!” Wufan semakin naik
darah.

Tao kemudian hanya menundukkan
kepalanya. Sepertinya Wufan sudah
benar-benar kesal padanya karena
Tao benar-benar sudah sangat
keterlaluan. Tao merasa sedikit
bersalah pada Wufan.

Tao kemudian mendongakkan
kepalanya.

“Lao Shi.. aku…”
Namun sebelum melanjutkan
kalimatnya, seseorang memasuki kelas
itu.Seorang wanita cantik.

Duibuqi.. aku mengganggu kalian
sebentar. Wufan, bisakah kau bicara
denganku sebentar?” tanya wanita itu.

Tao memincingkan matanya menatap
wanita asing itu.

“Siapa kau?” tanyanya pada wanita
itu. wanita itu kemudian menoleh
kearah Tao kemudian tersenyum.
Namun belum sempat wanita itu
membuka mulut, Wufan terlebih dahulu
membuka mulutnya.

“Dia Yixing. Tunanganku.” Ujar Wufan
singkat. Namun kata-kata Wufan
seperti petir dikepala Tao. Yixing
tersenyum dengan malu-malu di depan
Wufan.

Tao memandangnya dengan
pandangan tidak suka.

“Tao, kau lanjutkan dulu latihannya.
Aku akan bicara diluar sebentar
dengannya. Tidak lama.. aku akan
kembali lagi untuk memeriksa
latihanmu.”

Wufan kemudian menarik
tangan Yixing keluar dari kelas itu.
sementara Tao hanya memandang
kepergian mereka dengan dada yang
teramat sakit. Sesak.

-THE DIARIES-

Apa-apaan wanita itu?! tunangan
katanya!?
Cih! Tidak bisa! Lao Shi tidak mungkin
punya tunangan. Lelucon ini bahkan
tidak lucu.
Apa-apaan ini.. kenapa dadaku sakit
begini.. terlebih lagi saat melihat
senyuman wanita itu..
Dan Lao Shi memegang tangannya
seolah-olah…
Seolah-olah mereka sudah biasa
melakukannya!
Dan.. dan apakah..
Apakah mereka juga sudah pernah
melakukan sesuatu yang lebih dari itu?
Oh tidak!
Tidak boleh! Hanya aku yang boleh
menyentuh Lao Shi.
Wanita itu atau siapapun tidak boleh
mendekati Lao Shi!
Karena aku menginginkan Lao Shi!
Karena Lao Shi hanya boleh menjadi
milikku..!
Bukan untuk orang lain! Bukan untuk
wanita itu!

========================

Dan tiga hari ini Tao menghilang. Dia
masuk sekolah tapi tidak pernah masuk
pelajaran Wufan ataupun mengikuti
kelas tambahannya.

Wufan sangat bingung karena saat ini
Tao adalah tanggung jawabnya. Nilai-
nilai Tao mempertaruhkan martabatnya
sebagai guru di sekolah ini.

Wufan tidak melihatnya. Bagaimana
bisa dia tidak melihat Tao menghilang
kemana saat pelajarannya berlangsung
ataupun pulang ketika masuk jam
pelajaran tambahannya.

Apakah dia melakukan kesalahan
pada Tao? Wufan kemudian mencari
cara untuk “menangkap” anak itu agar
anak itu tidak lari lagi darinya.

Wufan menunggu Tao dikoridor yang
tidak biasa dilewatinya.Namun ketika kakinya melangkah melewati koridor
sepi itu dia mendengar bunyi piano.

Bunyi itu terdengar samar-samar
ditelinga Wufan namun Wufan bisa
merasakan dengan jelas perasaan
yang amat kuat dari nada-nada yang
buat oleh piano itu.

Perasaan yang teramat dalam yang
tercipta dari ruang musik.

Wufan melangkahkan kakinya menuju
ruang musik yang pintunya terbuka
sedikit itu. dia tidak hanya mendengar
alunan piano namun juga sebuah
nyanyian.

Nyanyian yang memang
tidak begitu merdu, namun sangat
menyentuh perasaannya. Nyanyian Tao.

Coz there’s something in the way you
look at me
It’s as if my heart knows you’re the
missing piece
You make me believe that there’s
nothing in this world I can’t be
I’d never know what you see
But there’s something in the way you
look at me
If I could freeze the moment in my mind
Be the second that you touch your lips
to mine
I’d like to stop the clock make time
stand still
Coz baby this is just the way I always
wanna feel

Wufan merasakan tenggorokkannya
tercekat. Timbul perasaan lain dari
dirinya saat mendengar Tao
menyanyikan lagu ini. perasaan kagum
darinya atau entahlah. Yang pasti
sesuatu mengusik hatinya ketika
mendengar nyanyian namja itu.



-THE DIARIES-

Aku menjauh darinya bukan karena
aku memang ingin menghindar
darinya..
Aku hanya takut, takut tidak bisa
mengendalikan diriku ketika
berhadapan dengannya..
Lao Shi telah memilih wanita itu..
Wanita itu adalah tunangannya..
Bukannya aku merasa terlalu percaya
diri atau apa, tapi aku tau Lao Shi
mencariku
Tapi jangan senang dulu, Huang Zitao!
Dia melakukan itu karena kau adalah
tanggung jawabnya!
Miris sekali aku ini. seperti orang
bodoh berharap bahwa Lao Shi juga
punya perasaan yang sama sepertiku..
Bangunlah Tao, bangun! Bahkan dia
sudah memiliki wanita itu.
Wanita yang disebutnya
tunangannya..   
Ah Shit! Apa dia tida tau betapa
sakitnya hatiku saat ini?
Aku ingin mengakhirinya Lao Shi!
Sangat ingin menghilangkan rasa ini
dari hatiku.
Tapi aku belum siap! Aku tidak
sanggup!
Pilih diriku ini Lao Shi! Pilih aku!
Kau milikku Lao Shi! Lupakan wanita
itu, aku mohon lupakan!
Atau aku akan jadi semakin gila
karena cinta yang bertepuk sebelah
tangan ini Lao Shi..
Ku mohon jangan siksa perasaanku
lebih dari ini..

========================

“Tao! Kemana saja kau? Kenapa kau
tidak pernah ikut pelajaran tambahan
dariku lagi?” Wufan akhirnya bertemu
dengan Tao setelah seminggu ini anak
itu menghilang dari pelajarannya.

“Oh, lao shi Wu. Aku hanya sedang
memperbaiki moodku saja akhir-akhir
ini. apakah Lao Shi mencariku?”
tanyanya polos dengan wajah tanpa
dosa.

Sementara Wufan hanya
menghela nafas mendengar jawaban
Tao. Namja itu justru melirik tajam
kearah Tao.

“Mulai sekarang pelajaran
tambahanmu akan pindah tempat jadi
di rumahmu. Aku tidak mau ada
alasan dan aku tidak mau kau kabur
lagi dari pelajaranku. Kau paham
Tao!”

Tao terkejut dengan pernyataan
sepihak dari Wufan.

“Kenapa harus seperti itu Lao Shi?
Apakah tidak cukup hanya di
sekolah?!” protesnya.

“Tidak selama kau selalu kabur dari
pengawasanku. Ayolah Tao! Ujian
tinggal dua bulan lagi. Jika kau belum
menunjukkan kemajuan apapun di
mata pelajaranku, aku bisa dipecat.”
Bujuk Wufan.

DEG!

‘Jadi ini semata-mata dilakukannya hanya karena dia tidak ingin dipecat.
Oh baguslah, jadi sekarang aku bisa
tau alasanmu.. aku bisa mengakhirinya
dengan cepat Lao Shi..’ batin Tao.

“Baiklah kalau itu mau Lao Shi. Lao Shi
cukup mengajariku seminggu saja dan
aku akan langsung menunjukkan
kemajuan yang pesat! Setelah itu lao
shi tidak perlu khawatir lagi, aku akan
menjadi anak yang baik di kelas lao
shi.” Ujar Tao.

DEG!

‘Satu minggu saja? Kenapa hanya satu
minggu?? Hei, harusnya aku senang,
tapi kenapa perasaanku tidak terima
begini. Tidak, tidak mungkin ada yang
salah..’ batin Wufan.

“Baiklah Tao. Akan aku pegang
omonganmu..” ujar Wufan akhirnya.


-SKIP TIME-






Dan hari ini Wufan benar-benar
pulang bersama Tao ke rumah anak
itu. Awalnya Tao menolak pulang
bersama Wufan. Namun akhirnya
anak itu naik ke mobil Wufan karena
Wufan memaksanya dan Wufan tidak
tau dimana alamat rumah Tao.

Namun sebelum sampai ke rumah Tao,
Wufan membelokkan mobilnya ke jalan
yang berlawanan dengan arah ke
rumah Tao.

Tao mengerutkan
keningnya heran namun tidak mau
bertanya. Dia malas berbicara dengan
Wufan.

“Ah aku lupa. Aku harus mengantar
tunanganku pulang dulu Tao. Aku akan
menjemputnya di kantornya setelah itu
langsung mengantarnya pulang ke
rumah. Setelah itu kita baru ke
rumahmu.” Ujar Wufan.

Tao hanya mengerutkan keningnya
kemudian memandang kosong keluar
jendela.

“Terserah Lao Shi saja..” ujarnya
datar.

Wufan kemudian sampai di kantor
tunangannya, Yixing. Terlihat wanita itu
sudah menunggunya di depan kantor.
Wufan turun dari mobilnya,
menghampiri Yixing kemudian
membukakan pintu mobil untuk wanita
cantik itu.

Tao memandang mereka
dengan perasaan terluka.
Yixing kemudian tersenyum pada Tao.

“Ah, selamat sore Tao-ie.” Sapa
Yixing. Namun Tao tidak membalas
sapaan itu dan hanya memandang
datar kearahnya. Yixing menjadi salah
tingkah sedangkan Wufan kemudian
memandang Tao dengan pandangan
datar.

Perjalanan menuju rumah Yixing di
lalui mereka dalam keadaan senyap.
Tidak ada seorangpun dalam mobil itu
yang ingin memulai pembicaraan
apapun. Bahkan Wufan dan Yixing
sekalipun.

Mobil Wufan akhirnya berhenti
disebuah rumah mewah bercat coklat.
Wufan turun dari mobilnya kemudian
membukakan pintu untuk Yixing. Yixing
berpamitan pada Tao namun tidak
ada respon sedikitpun dari anak itu.

Tao memandang keluar jendela kearah
Wufan dan Yixing yang berjalan
menuju pintu rumah wanita itu. dia
melihat Wufan merangkul bahu wanita
itu seolah-olah tidak ingin ada
seorangpun yang melukainya.

Dan pada saat Yixing ingin masuk ke
rumahnya, Wufan menarik tangan
wanita itu, meraih dagunya kemudian
menciumnya.

Tao rasanya ingin berlari dari situ saat
itu juga…


#TBC