Senin, 11 Februari 2013

FanFiction //The diaries Taoris version [2shoot]// TAORIS


*annyeonghaseyo yeorobun ^^. Kali ini saya mau share FF Taoris momen (adakah yang Taoris shipper seperti mimin?). Ini FF bukan hasil karya mimin :(, ini FF mimin ambil dari salah satu page di FB. Karna menurut mimin ini FF keren dan yang pasti mimin suka jalan ceritanya ^^. Makanya saya Share di blog saya, semoga kalian juga suka yah ^_^*




BUDAYAKAN RCL yah ^^




Happy Reading ^_^
.
.
.
.
.
.
.
Author : Park minrin
Title: The diaries Taoris version [2shoot]
Main Cast : Huang Zitao, Wu Yifan
Other Cast: Zhang Yixing
Ganre : Sad, Romance, School life
Rating : T
[WARNING !! typo[s] , gender switch]
Here we gooooo!!



***************



Setiap hari aku hanya duduk disini.. di
tempat ini..
Sambil memandang sosok tegasnya
yang berdiri di depan dengan kemeja
rapi dan kacamata berbingkai tipis
yang bertengger manis di hidung
mancungnya itu..
Aku hanya bisa membayangkan sosok
tegap itu memelukku..
Membisikkan kata-kata cinta yang
begitu lembut ditelingaku..
Dengan suara rendah dan berat
miliknya yang selalu aku dengarkan
setiap hari..
Memabukkan namun aku hanya bisa
menahan diriku..
Cukup memandangnya dari tempat ini
hatiku sudah merasa puas…
Tapi kenapa perasaan ini makin hari
makin kuat..
Perasaan ingin menguasai…
Perasaan ingin dimiliki…
Perasaan yang ingin dianggap lebih
dari saat ini..
Perbedaan? Aku tidak peduli itu…
Yang kuinginkan hanyalah kau memiliki
dan mencintaiku..
Sama seperti yang kulakukan
untukmu….

-THE DIARIES-

“Huang Zitao! Kenapa kau senang
sekali melamun dikelas hah? Apa kau
tidak suka dengan pelajaranku ini?”
tanya seorang guru dengan postur
tinggi dan berkacamata.

Dia menegur
seorang murid yang sedari tadi hanya
melamun sambil memandang keluar
jendela. Tao, Huang Zitao.

“Biasa saja, Lao Shi. Aku hanya ingin
melihat langit yang cerah itu. apakah
tidak boleh?” tanya murid bernama
Tao itu balik kepada gurunya.

“Tapi aku berdiri disini dan bicara di
depan kelas ini sedangkan kau hanya
memandang keluar jendela tanpa
memperhatikan pelajaranku. Apa kau
sudah lebih pintar dariku hah?” guru
itu melotot dari balik kacamata
berbingkai tipisnya itu. sedangkan Tao
hanya memandangnya datar tanpa
ekspresi.

“Lao Shi, sudahlah, tidak perlu
mengomel seperti itu. Kasian teman-
teman lain yang ingin belajar di kelas
ini. konsentrasi mereka jadi terganggu
kan.” Jawab Tao dengan wajah tanpa
dosa.

“Kau pikir ini karena siapa hah?!” guru itu semakin emosi.
Dia jadi naik darah karena kelakuan
Tao.

Teman-teman Tao hanya memandang
kearahnya dengan tatapan malas.
Mereka tau jika Tao sudah berulah
seperti ini, anak itu pasti tidak bisa
dihentikan.

“Aku tidak tau itu karena siapa Lao
Shi.” Jawab Tao polos. Dia menggoda
gurunya itu. Namun sang guru menjadi
semakin emosi mendengar kata-kata
Tao.

“Kalau kau pikir langit di luar lebih
indah dan lebih menari daripada
pelajaranku ini, silakan keluar dari
ruangan ini dan pandangilah langit
diluar sana sepuasmu Huang Zitao!”

Dan Tao hanya bisa tersenyum tidak
jelas saat berjalan keluar meninggalkan
kelas itu.

-THE DIARIES-

Mencari perhatian….
Bisa dibilang begitu. Apakah aku
berlebihan?
Aku hanya tidak mau dianggap sama
olehnya.. maka itu aku selalu
menggodanya..
Walaupun aku yakin jika aku terus-
terusan seperti itu dia akan mati
karena sakit jantung akibat
memarahiku setiap hari.
Bukan karena apa yang diajarkannya
itu tidak menarik.. terlalu menarik
malah..
Bukan apa yang diajarkannya..
melainkan dirinya itu sendiri..
Dia tidak sadar? Tentu saja…
Otaknya memang boleh lebih jenius
dariku, tapi tau apa dia tentang
perasaan…
Biar sajalah..
Untuk sementara cukup seperti ini..
Biarkan aku terus mencuri
perhatianmu.. Wufan Lao Shi..

======================

“Wufan, apakah Zitao itu muridmu?
Hem, maksudku apakah kau mengajar
dikelasnya?” tanya wali kelas Tao
kepada guru Tao yang bernama
Wufan.

“Iya Pak, saya yang mengajar
dikelasnya. Ada apa Pak?” tanya
Wufan. Wali kelas Tao kemudian
menyuruh guru tampan itu untuk duduk.

“Begini Mr. Wu, ada yang saya ingin
bicarakan mengenai Tao dan
pelajaran anda.” Jawab wali kelas
Tao kemudian menghela nafas berat.
Wufan hanya menyimak dan
menunggu apa yang akan dikatakan
oleh wali kelas Tao.

“Tao adalah murid yang menonjol di
semua pelajaran tapi entah mengapa
tidak dalam pelajaranmu, Mr. Wu.
Nilai bahasa inggrisnya jelek sekali
dibandingkan nilai-nilai pelajarannya
yang lain. Bisakah kau lebih
membantunya Mr. Wu? Karena ini
juga permintaan orang tuanya.” Jelas
wali kelas Tao panjang lebar pada
Wufan.
Wufan hanya mengehela nafas berat.

Dia tau hal seperti ini pasti terjadi. Dia
bingung harus melakukan apa.
Masalahnya adalah Tao suka seenak
hatinya dan tidak suka dengan
pelajarannya. Mungkin terlebih lagi
dirinya sendiri.

“Begitukah Mr. Li? Baiklah, saya akan
mencoba bicara dulu dengannya.
Mungkin saya akan sedikit memberikan
tambahan untuknya.” Ujar Wufan. Dia
memang pada akhirnya harus
melakukan ini.

“Benarkah? Anda mau membantu, Mr.
Wu? Saya benar-benar berterima
kasih. Xie xie ni.” Ujar wali kelas Tao.
Wufan hanya mengangguk-angguk
kemudian undur diri dari hadapan
wali kelas Tao itu.

=======================

“Huang Zitao… kau dicari oleh Wufan
Lao Shi. Kau di suruh keruang
multimedia sekarang. Dan kulihat dari
raut wajahnya sepertinya Wufan Lao
Shi kesal sekali.” ujar salah seorang
teman Tao saat dia melihat namja
tampan itu sedang duduk sendirian
dikelas. Ini adalah jam istirahat, namun
Tao lebih suka berdiam diri dikelas
saja.

“Benarkah? Hmm.. baiklah. Aku akan
segera kesana. Xie xie Bai Xian.” Tao
tersenyum kearah temannya yang
bernama Bai Xian itu kemudian
melangkahkan kakinya menuju ruang
multimedia dimana Wufan sudah menunggunya saat ini.

========================

Tao membuka pintu ruang multimedia
yang tertutup itu. dia kemudian melihat
sosok Wufan yang sedang duduk
sambil tertunduk disamping jendela.
Tangannya menumpu dagu lancipnya.
Sinar matahari yang menerobos
jendela dan menerpa wajahnya itu
membuat sosoknya terlihat sangat
indah.

Tao menelan ludahnya melihat sosok
itu. Namun dengan cepat dia
menenangkan hatinya dan berjalan
kearah sosok tampan itu.

“Benarkah kau memanggilku, Wufan
Lao Shi?” tanya Tao membuyarkan
lamunan Wufan. Wufan
mendongakkan kepalanya memandang
wajah Tao.

“Ya, aku memanggilmu Huang Zitao.
Ada yang harus kubicarakan
denganmu. Duduklah.” Jawab Wufan.

Tao kemudian menarik kursi di depan
namja tampan itu.

“Apa yang ingin Lao Shi bicarakan?”
tanya Tao tak sabar.

“Ini mengenai nilai-nilaimu dalam mata
pelajaranku. Aku tidak tau apa yang
kau pikirkan tentangku, Tao. Apakah
kau sebegitu tidak sukanya dengan
pelajaranku? Atau kau tidak suka
denganku? Nilaimu sangat parah Tao.
Parah sekali.” jawab Wufan.

Tao hanya memandang Wufan dengan
pandangan yang sulit diartikan.

“Menurut Lao Shi?”

“Aku tidak tau, Tao. Karena itulah aku
bertanya.”

“Kita orang China Lao Shi dan yang
harus kita pelajari adalah bahasa
mandarin, bukan bahasa inggris.”

“Tapi bahasa inggris penting Tao.
Mulai besok kau akan aku beri
tambahan setiap sore sampai seluruh
nilai-nilaimu membaik Tao! Aku tidak
ingin ada alasan apapun darimu untuk
menolak karena jika seperti ini terus
kau bisa tidak naik kelas. Apa kau
bersedia belajar denganku setiap sore
mulai besok Tao?”

Tao tidak menjawab apapun. Dia
hanya menganggukkan kepalanya
sambil memandang Wufan dengan
pandangan datar.

“Dan pastikan kau tidak akan pernah
membolos dikelas tambahanmu..”

-THE DIARIES-

Apa mereka bisa membaca pikiranku??
Hahaha.. aku senang sekalii!
Inilah yang benar-benar kuinginkan
selama ini
Tentu saja dengan begini aku bisa
leluasa berduaan dengannya..
memandang wajah tampannya itu
setiap hari..
Tidak sia-sia aku membuat diriku
menjadi “bodoh” seperti ini..
Karena ini yang kuharapkan
Aku tidak sabar menanti setiap sore
yang akan kuhabiskan bersamanya.
Sampai bisa katanya? Aku tidak akan
pernah mau menjadi bisa jika ini
imbalannya Lao Shi..
Aku sangat menantikan saat-saat
seperti ini.
Mungkin aku akan bisa jika kau
membalas cintaku.
Maka aku akan menghentikan ini
semua Lao Shi~
Tatap aku dan lihatlah semua
ketulusanku.. walaupun ini merupakan
sebuah kebodohan untukmu..

======================

“Tao! Ini tidak seperti itu. kau
memperhatikanku atau tidak sih?” omel
Wufan. Dia agak sedikit kesal karena

Tao selalu mengabaikan
penjelasannya.

“Aku memperhatikanmu Lao Shi. Aku
selalu memperhatikan wajahmu.” Ujar
Tao menggoda Wufan.

“Bukan wajahku Huang Zitao! Tapi
penjelasanku! Aku sudah mengajarimu
selama seminggu ini tapi kenapa kau
tidak ada kemajuan sedikitpun!”
Wufan sudah benar-benar kesal.
Menurutnya ini sudah sangat
keterlaluan.

“Lao Shi jangan mengomel seperti itu.
aku jadi tidak konsentrasi ini.
bagaimana bisa nantinya aku mengisi
ini semua kalau Lao Shi mengomeliku
terus seperti ini?” Tao menutup
telinganya membuat Wufan melotot
dibalik kacamatanya itu.

“Apa yang kau maksud dengan
konsentrasi Tao?!” Wufan semakin naik
darah.

Tao kemudian hanya menundukkan
kepalanya. Sepertinya Wufan sudah
benar-benar kesal padanya karena
Tao benar-benar sudah sangat
keterlaluan. Tao merasa sedikit
bersalah pada Wufan.

Tao kemudian mendongakkan
kepalanya.

“Lao Shi.. aku…”
Namun sebelum melanjutkan
kalimatnya, seseorang memasuki kelas
itu.Seorang wanita cantik.

Duibuqi.. aku mengganggu kalian
sebentar. Wufan, bisakah kau bicara
denganku sebentar?” tanya wanita itu.

Tao memincingkan matanya menatap
wanita asing itu.

“Siapa kau?” tanyanya pada wanita
itu. wanita itu kemudian menoleh
kearah Tao kemudian tersenyum.
Namun belum sempat wanita itu
membuka mulut, Wufan terlebih dahulu
membuka mulutnya.

“Dia Yixing. Tunanganku.” Ujar Wufan
singkat. Namun kata-kata Wufan
seperti petir dikepala Tao. Yixing
tersenyum dengan malu-malu di depan
Wufan.

Tao memandangnya dengan
pandangan tidak suka.

“Tao, kau lanjutkan dulu latihannya.
Aku akan bicara diluar sebentar
dengannya. Tidak lama.. aku akan
kembali lagi untuk memeriksa
latihanmu.”

Wufan kemudian menarik
tangan Yixing keluar dari kelas itu.
sementara Tao hanya memandang
kepergian mereka dengan dada yang
teramat sakit. Sesak.

-THE DIARIES-

Apa-apaan wanita itu?! tunangan
katanya!?
Cih! Tidak bisa! Lao Shi tidak mungkin
punya tunangan. Lelucon ini bahkan
tidak lucu.
Apa-apaan ini.. kenapa dadaku sakit
begini.. terlebih lagi saat melihat
senyuman wanita itu..
Dan Lao Shi memegang tangannya
seolah-olah…
Seolah-olah mereka sudah biasa
melakukannya!
Dan.. dan apakah..
Apakah mereka juga sudah pernah
melakukan sesuatu yang lebih dari itu?
Oh tidak!
Tidak boleh! Hanya aku yang boleh
menyentuh Lao Shi.
Wanita itu atau siapapun tidak boleh
mendekati Lao Shi!
Karena aku menginginkan Lao Shi!
Karena Lao Shi hanya boleh menjadi
milikku..!
Bukan untuk orang lain! Bukan untuk
wanita itu!

========================

Dan tiga hari ini Tao menghilang. Dia
masuk sekolah tapi tidak pernah masuk
pelajaran Wufan ataupun mengikuti
kelas tambahannya.

Wufan sangat bingung karena saat ini
Tao adalah tanggung jawabnya. Nilai-
nilai Tao mempertaruhkan martabatnya
sebagai guru di sekolah ini.

Wufan tidak melihatnya. Bagaimana
bisa dia tidak melihat Tao menghilang
kemana saat pelajarannya berlangsung
ataupun pulang ketika masuk jam
pelajaran tambahannya.

Apakah dia melakukan kesalahan
pada Tao? Wufan kemudian mencari
cara untuk “menangkap” anak itu agar
anak itu tidak lari lagi darinya.

Wufan menunggu Tao dikoridor yang
tidak biasa dilewatinya.Namun ketika kakinya melangkah melewati koridor
sepi itu dia mendengar bunyi piano.

Bunyi itu terdengar samar-samar
ditelinga Wufan namun Wufan bisa
merasakan dengan jelas perasaan
yang amat kuat dari nada-nada yang
buat oleh piano itu.

Perasaan yang teramat dalam yang
tercipta dari ruang musik.

Wufan melangkahkan kakinya menuju
ruang musik yang pintunya terbuka
sedikit itu. dia tidak hanya mendengar
alunan piano namun juga sebuah
nyanyian.

Nyanyian yang memang
tidak begitu merdu, namun sangat
menyentuh perasaannya. Nyanyian Tao.

Coz there’s something in the way you
look at me
It’s as if my heart knows you’re the
missing piece
You make me believe that there’s
nothing in this world I can’t be
I’d never know what you see
But there’s something in the way you
look at me
If I could freeze the moment in my mind
Be the second that you touch your lips
to mine
I’d like to stop the clock make time
stand still
Coz baby this is just the way I always
wanna feel

Wufan merasakan tenggorokkannya
tercekat. Timbul perasaan lain dari
dirinya saat mendengar Tao
menyanyikan lagu ini. perasaan kagum
darinya atau entahlah. Yang pasti
sesuatu mengusik hatinya ketika
mendengar nyanyian namja itu.



-THE DIARIES-

Aku menjauh darinya bukan karena
aku memang ingin menghindar
darinya..
Aku hanya takut, takut tidak bisa
mengendalikan diriku ketika
berhadapan dengannya..
Lao Shi telah memilih wanita itu..
Wanita itu adalah tunangannya..
Bukannya aku merasa terlalu percaya
diri atau apa, tapi aku tau Lao Shi
mencariku
Tapi jangan senang dulu, Huang Zitao!
Dia melakukan itu karena kau adalah
tanggung jawabnya!
Miris sekali aku ini. seperti orang
bodoh berharap bahwa Lao Shi juga
punya perasaan yang sama sepertiku..
Bangunlah Tao, bangun! Bahkan dia
sudah memiliki wanita itu.
Wanita yang disebutnya
tunangannya..   
Ah Shit! Apa dia tida tau betapa
sakitnya hatiku saat ini?
Aku ingin mengakhirinya Lao Shi!
Sangat ingin menghilangkan rasa ini
dari hatiku.
Tapi aku belum siap! Aku tidak
sanggup!
Pilih diriku ini Lao Shi! Pilih aku!
Kau milikku Lao Shi! Lupakan wanita
itu, aku mohon lupakan!
Atau aku akan jadi semakin gila
karena cinta yang bertepuk sebelah
tangan ini Lao Shi..
Ku mohon jangan siksa perasaanku
lebih dari ini..

========================

“Tao! Kemana saja kau? Kenapa kau
tidak pernah ikut pelajaran tambahan
dariku lagi?” Wufan akhirnya bertemu
dengan Tao setelah seminggu ini anak
itu menghilang dari pelajarannya.

“Oh, lao shi Wu. Aku hanya sedang
memperbaiki moodku saja akhir-akhir
ini. apakah Lao Shi mencariku?”
tanyanya polos dengan wajah tanpa
dosa.

Sementara Wufan hanya
menghela nafas mendengar jawaban
Tao. Namja itu justru melirik tajam
kearah Tao.

“Mulai sekarang pelajaran
tambahanmu akan pindah tempat jadi
di rumahmu. Aku tidak mau ada
alasan dan aku tidak mau kau kabur
lagi dari pelajaranku. Kau paham
Tao!”

Tao terkejut dengan pernyataan
sepihak dari Wufan.

“Kenapa harus seperti itu Lao Shi?
Apakah tidak cukup hanya di
sekolah?!” protesnya.

“Tidak selama kau selalu kabur dari
pengawasanku. Ayolah Tao! Ujian
tinggal dua bulan lagi. Jika kau belum
menunjukkan kemajuan apapun di
mata pelajaranku, aku bisa dipecat.”
Bujuk Wufan.

DEG!

‘Jadi ini semata-mata dilakukannya hanya karena dia tidak ingin dipecat.
Oh baguslah, jadi sekarang aku bisa
tau alasanmu.. aku bisa mengakhirinya
dengan cepat Lao Shi..’ batin Tao.

“Baiklah kalau itu mau Lao Shi. Lao Shi
cukup mengajariku seminggu saja dan
aku akan langsung menunjukkan
kemajuan yang pesat! Setelah itu lao
shi tidak perlu khawatir lagi, aku akan
menjadi anak yang baik di kelas lao
shi.” Ujar Tao.

DEG!

‘Satu minggu saja? Kenapa hanya satu
minggu?? Hei, harusnya aku senang,
tapi kenapa perasaanku tidak terima
begini. Tidak, tidak mungkin ada yang
salah..’ batin Wufan.

“Baiklah Tao. Akan aku pegang
omonganmu..” ujar Wufan akhirnya.


-SKIP TIME-






Dan hari ini Wufan benar-benar
pulang bersama Tao ke rumah anak
itu. Awalnya Tao menolak pulang
bersama Wufan. Namun akhirnya
anak itu naik ke mobil Wufan karena
Wufan memaksanya dan Wufan tidak
tau dimana alamat rumah Tao.

Namun sebelum sampai ke rumah Tao,
Wufan membelokkan mobilnya ke jalan
yang berlawanan dengan arah ke
rumah Tao.

Tao mengerutkan
keningnya heran namun tidak mau
bertanya. Dia malas berbicara dengan
Wufan.

“Ah aku lupa. Aku harus mengantar
tunanganku pulang dulu Tao. Aku akan
menjemputnya di kantornya setelah itu
langsung mengantarnya pulang ke
rumah. Setelah itu kita baru ke
rumahmu.” Ujar Wufan.

Tao hanya mengerutkan keningnya
kemudian memandang kosong keluar
jendela.

“Terserah Lao Shi saja..” ujarnya
datar.

Wufan kemudian sampai di kantor
tunangannya, Yixing. Terlihat wanita itu
sudah menunggunya di depan kantor.
Wufan turun dari mobilnya,
menghampiri Yixing kemudian
membukakan pintu mobil untuk wanita
cantik itu.

Tao memandang mereka
dengan perasaan terluka.
Yixing kemudian tersenyum pada Tao.

“Ah, selamat sore Tao-ie.” Sapa
Yixing. Namun Tao tidak membalas
sapaan itu dan hanya memandang
datar kearahnya. Yixing menjadi salah
tingkah sedangkan Wufan kemudian
memandang Tao dengan pandangan
datar.

Perjalanan menuju rumah Yixing di
lalui mereka dalam keadaan senyap.
Tidak ada seorangpun dalam mobil itu
yang ingin memulai pembicaraan
apapun. Bahkan Wufan dan Yixing
sekalipun.

Mobil Wufan akhirnya berhenti
disebuah rumah mewah bercat coklat.
Wufan turun dari mobilnya kemudian
membukakan pintu untuk Yixing. Yixing
berpamitan pada Tao namun tidak
ada respon sedikitpun dari anak itu.

Tao memandang keluar jendela kearah
Wufan dan Yixing yang berjalan
menuju pintu rumah wanita itu. dia
melihat Wufan merangkul bahu wanita
itu seolah-olah tidak ingin ada
seorangpun yang melukainya.

Dan pada saat Yixing ingin masuk ke
rumahnya, Wufan menarik tangan
wanita itu, meraih dagunya kemudian
menciumnya.

Tao rasanya ingin berlari dari situ saat
itu juga…


#TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar