"Chanyeol!! Sudah kubilang jangan
mengikutiku!" bentak namja berperawakan mungil itu dengan sorot matanya
yang tajam ke arah seseorang yang dipanggil Chanyeol tadi.
"Itu tugasku Baekkie.." jawab Chanyeol santai dengan kedua tangan tetap di saku celana seragam sekolahnya.
"Aku mau main dengan temanku! Jangan ikut campur! Aku bukan anak kecil yang harus dijaga setiap saat! Sana pergi!" pekik Baekhyun
emosi, ia melangkahkan kakinya gusar menjauhi Chanyeol menuju ke sebuah
mobil sport hitam yang sudah menunggu nya di depan gerbang sekolah.
"Mau kemana Baekhyun?" tanya Chanyeol menahan pundak Baekhyun. Baekhyun
tak menjawab, ia menepis kasar tangan Chanyeol dan melangkah hendak
membuka pintu mobil. Namun dengan cepat Chanyeol menahan tangan Baekhyun
dan menyeretnya menjauh.
"Maaf Kai, kau pulang duluan saja..
Baekhyun pulang denganku," ucap Chanyeol saat Kai membuka kaca mobilnya.
Kai hanya melihat ke Baekhyun lalu mengangguk pelan dan melajukan
mobilnya.
"Apa yang kau lakukan??! Aku mau cari buku buat ujian dengan Kai!!" bentak Baekhyun kesal.
"Appa mu memintaku membawamu pulang Baekkie... Nanti kau bisa beli
denganku atau Jung ahjussi, Mengertilah!" ucap Chanyeol tegas namun
tetap dengan intonasi sedang, ia tau Baekhyun tak suka dibentak.
"Aku tidak mau mengerti! Kau dan Appa ku sama saja! Aku membencimu!!
Jangan dekat-dekat aku lagi!" bentak Baekhyun yang mulai kalap kemudian
berlari pergi meninggalkan Chanyeol yang hanya bisa mengepalkan
tangannya dan menghembuskan nafasnya berat.
Benar saja, kalau
bukan karena pekerjaannya.. Ia tak akan mau mengekor Puppy semacam
Baekhyun itu. Anak tunggal dari seorang pengusaha ternama tempatnya
bekerja menjadi salah seorang maid. Kebetulan saja keduanya bersekolah
ditempat yang sama, Chanyeol dibebani pekerjaan yang mengharuskannya
mengawasi Baekhyun dengan imbalan bebas biaya sekolah sampai lulus
nanti. Maka dari itu ia harus bersabar menghadapi tingkah Baekhyun yang
sulit diatur.
Meskipun alasan ia bersabar juga bukan hanya itu...
Malam mulai larut, namun batang hidung mancung Chanyeol belum juga
terlihat. Tubuhnya yang hampir menyamai tinggi nya tiang rumah Baekhyun
tak juga muncul.
"Anak itu kemana? Kalau Tuan Byun pulang nanti
bisa kena damprat..kalau dia tidak ada di rumah..." bisik Yoorin, salah
satu maid yang bekerja di keluarga Byun.
"Entahlah, biasanya tuan muda Baekhyun juga pulang bareng dia... Ini tadi tumben pulang sendiri..." jawab maid lainnya.
Hal tersebut tak sengaja terdengar oleh telinga tajam Baekhyun yang kebetulan sedang mengambil minum di kulkas.
"Chanyeol belum pulang?" pikirnya, sesaat ia melirik ke arah jam dinding di sampingnya.
"Jam 10 malam.. Humm..." ucapnya lirih, namun sesaat kemudian
seringaian kecil terukir indah di wajahnya. Ia bergegas menuju kamarnya
kembali dan menyahut tasnya. Diambilnya ponsel yang tergeletak di
mejanya dan terlihat ia tengah menghubungi seseorang.
"Kai,
dimana? Cepat jemput aku di gang depan! Aku tunggu disana, Ok!?
Sekarang!" ucapnya cepat kemudian ia memutuskan sambungan telepon dan
bergegas mengendap keluar rumah. Baekhyun memanfaatkan kesempatan besar
ini, kalau ada Chanyeol ia tak mungkin bisa lolos.
Jalanan
mulai sepi, hanya suara langkah Baekhyun yang ikut mengaluni malam sunyi
itu. Hampir dekat dengan gang depan, tiba-tiba seseorang menahan
pundaknya. Hal itu membuat Baekhyun spontan membalik badannya.
"Hey! Siapa kau berani menyentuh pundakku?!" bentaknya sambil menepis tangan itu.
"Oh, kau berani juga bocah?" tanya seorang pemuda yang terlihat seperti
preman itu dengan gaya menantang Baekhyun. Baekhyun yang merasa
ditantang pun ikut melotot.
"Apa maumu, hah?" tanya Baekhyun balik.
"Uang.. Mana uang.." jawab preman itu dengan tangan menodong ke arah
Baekhyun. Baekhyun hanya melihat tangan preman itu kemudian meludahi
nya.
"Cih, kerja sana!" ucap Baekhyun tegas.
Merasa
dihina, mata preman itu membulat. Ia mengepalkan tangannya dan langsung
menghantam pipi Baekhyun dengan keras hingga membuat Baekhyun tersungkur
di tanah.
BRUKK!
"Bocah sialan! Beraninya meludahi
tanganku! Rasakan ini!" bentak preman itu kemudian mengambil sebatang
kayu yang tergeletak di dekat sana dan menghantamkannya ke arah
Baekhyun.
BUUGGH!!
Hantaman itu sangatlah keras, Baekhyun menutup matanya rapat-rapat.
Sakit...
Pasti rasanya teramat sakit...
Tetapi... Kenapa tak berasa sama sekali?Baekhyun perlahan membuka
matanya, dan seketika matanya membulat melihat Chanyeol berada di
atasnya dan menghadapnya.
"Ch..Chan..." ucapnya terbata.
"Pergi dari sini.. Atau kau mau mati karena berani menyentuh tuanku
dengan tangan kotormu?" tanya Chanyeol tetap dengan posisinya.
"Cih... Sial!" gumam preman itu kemudian berlari pergi meninggalkan Chanyeol dan Baekhyun.
"Chanyeol? Ka..kau..." Baekhyun masih melotot kaget, jadi yang kena
pukul tadi adalah Chanyeol? Tapi kenapa ia bersikap biasa? Apa dia punya
kekuatan? Sihir? Berbagai macam pertanyaan muncul satu per satu di
kepalanya.
Chanyeol membangunkan Baekhyun dan membenahi bajunya.
"Kau tidak apa-apa? Kenapa keluar malam-malam?" tanya Chanyeol lembut,
tangannya perlahan bergerak ke arah pipi Baekhyun yang terkena pukulan
tadi.
"Maaf.. Kau jadi terluka, aku telat.." ucapnya.
"Ap.. Apa-apaan kau?? Aku bukan anak kecil! Luka begini juga biasa!
Lagipula ini salahmu, tidak pulang tepat waktu!" bantah Baekhyun menepis
tangan Chanyeol. Entah ia sadari atau tidak, sosok Chanyeol mulai
membuat hatinya goyah...
"Iya maaf, ayo pulang..." jawab Chanyeol datar lalu berjalan mendahului Baekhyun.
Baekhyun hanya diam dan berjalan di belakang Chanyeol sambil menatap
punggung lebar itu, terdapat bekas tanah di punggungnya, mungkin karena
pukulan tadi. Tapi gengsi merajai nya, ia tak mau dikira perhatian jika
menanyakan soal pukulan tadi. Jadi Baekhyun memilih untuk diam.
Sesampainya di rumah, Baekhyun kena marah besar karena ketahuan
diam-diam keluar rumah, serta bekas pukulan di wajahnya. Ia yang tak
suka dimarahi, hanya menganggap omelan Appa nya seperti angin lalu. Ia
segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
~~
Pagi ini Baekhyun merasa aneh.. Tak biasanya rumah sepi.. Apa ada
sesuatu yang kurang?Iya... Ia tak melihat sosok Chanyeol dimanapun.
"Apa dia sudah berangkat duluan? Kurang ajar sekali dia!" gerutu
Baekhyun sambil menyantap sarapannya dan segera bergegas ke sekolahan.
Namun... Nihil...
Sosok Chanyeol tak juga ia temukan. Baekhyun mulai penasaran, apa yang terjadi? Apa Chanyeol sakit? Karena kemarin?
Sepulang sekolah ia segera pulang ke rumahnya berniat menanyakan
perihal Chanyeol pada maid di rumahnya. Entahlah, ia merasa ada yang tak
beres.
"Kau tau Chanyeol kemana?" tanya Baekhyun langsung ke
sasaran. Raut wajah maid itu berubah tak enak bercampur takut, membuat
Baekhyun bertambah tak sabar.
"Jawab aku, kau tau Chanyeol dimana?" tanya Baekhyun lagi.
"Dia dipecat..." jawab Yoorin, sang kepala maid disana. Membuat Baekhyun seketika menoleh ke arahnya.
"Hah? Dipecat? Kenapa?" tanya nya polos.
"Karena gagal mengawasi tuan muda,.. Ohya, tadi dia meminta saya
memberikan ini..." jawab Yoorin sambil memberikan sebuah buku soal-soal
ujian pada Baekhyun.
Baekhyun melihat buku itu seksama,...
"Buku ini...." gumamnya.
Ya, itu adalah buku yang ingin ia beli bersama Kai kemarin... Chanyeol pulang larut karena mencari buku itu?
Baekhyun kembali ke kamarnya dan menghempaskan tubuh mungilnya di
kasurnya yang empuk. Ia tak dapat merasakan apapun saat ini...
"Humm... Bagus, aku bebas tanpa ada yang cerewet mengawasiku melarang
ini itu..." ucapnya girang, senyum merekah di wajahnya. Iya dia
senang... Benarkah??
Namun tanpa ia sadari, ada setitik ruang yang terasa hampa di dirinya...
Waktu mulai berjalan, 3 hari tanpa pengawasan membuatnya sangat senang.
Namun, titik hampa itu kini melebar menjadi sebuah lubang hitam... Yang
terasa semakin menyedot segala kegembiraan Baekhyun.
Lubang yang semakin lama semakin melebar hingga membuat dadanya terasa begitu sesak..
Rindu...
Benar... Ia tak bisa membohongi hatinya... Ia merindukan sosok itu...
Dengan cepat ia menanyakan keberadaan Chanyeol kepada para maidnya.
Setelah mendapatkan info tentang alamat tempat tinggal baru Chanyeol, ia
segera bergegas kesana tanpa berpikir panjang. Rasa rindu dan hampa
mengalihkan semua ego nya...
Langkah mungilnya terhenti di
depan sebuah apartement kecil yang cuma dihuni 1 atau 2 orang saja.
Jantungnya mulai berdetak tak beraturan... Ia meneguk kasar salivanya
memberanikan diri untuk mengetuk pintu yang dibaliknya ada seseorang
yang begitu ia rindukan keberadaannya...Tangan mungilnya gemetar,
sedikit demi sedikit terangkat ke atas berniat mengetuk pintunya.
Tok...tok...tok..
Ketuknya pelan, digigitnya bibir bawahnya cemas... Rasa rindu dan rasa
bersalah nyelimutinya jadi satu. Ia takut... Sangat takut Chanyeol akan
membencinya karena membuatnya dipecat...Tak lama kemudian saat ia akan
mengetuk pintunya lagi, tiba-tiba pintu terbuka...Baekhyun langsung
membalikkan badannya ke belakang.
"Ya? Nugu?"
Suara ini...
Suara yang selalu mengusik ketenangannya...Suara berat yang selalu
menghantui kehidupannya yang indah...Suara seorang Park Chanyeol... Yang
ia rindukan...
Benar! Itu suara Chanyeol.
Tangan Baekhyun gemetar... Ia tak berani membalikkan badannya menghadap Chanyeol.
"Hey, kau cari siapa?" tanya Chanyeol yang menatap bingung namja di
depan nya, namun ia menyadari sesuatu... Tali sepatu itu, tali sepatu
yang selalu tak pernah diikat oleh pemiliknya..
"Baekkie?"
DEG!
Detakan jantung Baekhyun terhenti saat namanya terucap dari mulut Chanyeol.
Chanyeol meraih pundak Baekhyun berniat membalik badannya..
"Baek..."
BRUKK!
Secepat kilat, tidak... Bahkan melebihi kecepatan kilat, Baekhyun
berbalik dan berhambur memeluk Chanyeol dengan sangat erat. Membuat
Chanyeol mematung seketika... Aliran darahnya membeku saat itu juga. Apa
yang terjadi??
"Baekkie... Ke..kenapa?" tanya Chanyeol
bingung, namun Baekhyun tak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya
dalam pelukan Chanyeol.
"Akhh..." rintih Chanyeol tertahan,
suaranya amat pelan namun Baekhyun mendengarnya. Ia segera melepas
pelukannya namun tetap menunduk.
"Kenapa... Yeollie? Kau
sakit?" tanya nya dengan wajah tertekuk. Chanyeol segera menggandeng
Baekhyun masuk ke dalam apartement nya dan mendudukannya di lantai
samping tempat tidurnya.
"Kenapa menunduk terus? Ada masalah?" tanya Chanyeol balik.
"Kau yang kenapa? Kenapa tadi merintih? Kenapa pergi?" tanya Baekhyun
bertubi-tubi sambil mengangkat wajahnya. Meski hanya sedikit, namun
Chanyeol dapat melihat genangan air bening di sudut mata Baekhyun.
"Hmm... Tidak apa, hanya luka sedikit.." jawab Chanyeol masih terus menatap Baekhyun.
"Apa... Luka karena malam itu? Ma... Maaf Yeollie..." ucapnya dengar tubuh gemetar, cairan garam itu meleleh..
Chanyeol yang kaget segera membawa Baekhyun dalam pelukannya.
"Kenapa menangis, hm? Itu sudah tugasku kan.." tanya nya, mengeratkan pelukannya.
Nyaman... Perasaan nyaman itu menyeruak menghangatkan hatinya. Sudah
sejak lama ia ingin merengkuh tubuh mungil Baekhyun yang sok kuat itu.
"Tapi.. Gara-gara aku Chanyeol dipecat.. Hiks.. Aku memang susah
diatur, dan jahat padamu.. Tapi.. Kembalilah Yeollie... Jangan
pergi...hiks.." ucap Baekhyun disela isakannya. Diremasnya kuat baju
dibagian dada Chanyeol.
"Kenapa? Kenapa aku harus kembali? Bukankah kau jadi leluasa pergi main kalau tak ada aku?" tanya Chanyeol.
"Tidak... Aku mau Chanyeol..." jawab Baekhyun setengah bergumam.
Chanyeol tersenyum singkat, ia paling suka kalau sikap manja Baekhyun
keluar. Ia sangat mudah digoda.
"Benarkah? Kenapa mau aku?" tanya Chanyeol lagi.
"Karena... Karena hanya Chanyeol yang bisa aku bully..." jawab Baekhyun asal, lagi-lagi ia menutupi perasaannya.
"Benarkan? Mau membully ku seperti apa tuan muda?" tanya Chanyeol
kemudian menundukkan sedikit wajahnya, dilonggarkannya pelukan itu.
Tangan kanannya menarik dagu Baekhyun agar menghadap ke atas, dan dengan
cepat ia menyambar bibir mungil Baekhyun sebelum Baekhyun sempat
berontak. Mata Baekhyun membulat menerima perlakuan Chanyeol yang
tiba-tiba, ia sempat berontak dan mendorong-dorong pundak Chanyeol,
tetapi Chanyeol memegangi tangannya dan menekan punggung Baekhyun ke
arahnya, melumat bibir itu lembut, terlihat memaksa tapi itu sama sekali
bukan ciuman yang didasari nafsu. Perlahan Baekhyun melemah, ia menutup
matanya perlahan... Membalas ciuman Chanyeol. Menetapkan hatinya...
Perlahan Chanyeol melepaskan tautan bibir mereka, Baekhyun yang
tersadar segera menundukkan wajahnya. Namun Chanyeol berhasil
mencegahnya.
"Jangan menunduk... Aku mencintaimu..." ucap Chanyeol tanpa basa basi. Ditangkupnya wajah Baekhyun dengan kedua tangannya.
"A...apa? Ka..kau kenapa bicara begitu?" tanya Baekhyun masih
mempertahankan gengsinya yang tiba-tiba muncul kembali. Chanyeol yang
sudah hafal dengan sifat Baekhyun hanya tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu, tidak jadi..." ucap Chanyeol lalu melepaskan tangannya dan berbalik membelakangi Baekhyun.
Baekhyun yang bingung jadi bertambah kesal, beraninya dia memperlakukan seorang tuan muda seperti ini.
"Apa-apaan kau? Bagaimana bisa tidak jadi??" gerutu Baekhyun kesal.
"Tidak apa-apa, sana pulang dan cari orang buat mengawasimu... Aku mau
ist-" ucapan Chanyeol terputus ketika tiba-tiba ia merasakan tangan
Baekhyun melingkar di perutnya. Dan ia bertambah kaget saat Baekhyun
mengecup punggungnya yang terluka.
"Maafkan aku... Luka ini..
Akan aku sembuhkan... Yeollie jangan marah.. Aku bukan tipe yang suka
menunjukkan perasaanku,.. Tapi... Aku sayang Chanyeol.. jangan pergi..
tetaplah disii Baekkie.." ucapnya pelan. Chanyeol memegang tangan
Baekhyun kemudian berbalik. Dan menutupi mata Baekhyun dengan telapak
tangan kirinya. Ia tau tuan muda nya ini punya gengsi yang besar, jadi
ia tak mau membuatnya malu.
"Aku tau ..." ucap Chanyeol lalu kembali mengecup bibir Baekhyun yang matanya tertutup.
"Pelan-pelan... Akan kubuat Baekhyun lebih sering menunjukkan
perasaannya padaku.." bisik Chanyeol dengan bibir masih menempel di
bibir Baekhyun.
"Aku akan ada disisimu... Tak akan aku biarkan
siapapun menyentuhmu atau mereka akan habis di tanganku..." ucapnya
pelan, Baekhyun hanya tersenyum dan mengangguk..
"Yeollie..."
"Hm?"
"Ssss...sarang...hae.."
"Haha... Nado Baekkie.."
"Yaaa!! Jangan tertawa!"
"Haha.. iya, nado saranghae Baekkie.."
~~
"Yoboseyo? Yoorin noona... Kau bilang kalau aku dipecat pada Baekhyun? Aku kan cuma disuruh istirahat di rumah.."
"Haha... Iya, biar sekali-sekali dia kapok! Dia sudah minta maaf padamu?"
"Wow..kau jahat sekali, haha.. Tapi gomawoyo, aku mendapatkan lebih dari ucapan maaf..."
"Apa itu?"
"Aku mendapatkan hatinya..." jawab Chanyeol dalam hati.
============= THE END============
via: http://www.facebook.com/koreanfanfictions//[Rhein]
wahh daebak chanbaek couple...
BalasHapusnde ^^ gomawo udah mampir sama komennya
BalasHapusFf ny bagus thor.. minta squel doongg...
BalasHapusntr mimin coba ngomong sama author putra ya ^^ baca juga ff yang lain. gomawo udah mampir
BalasHapusWah... sweet banget... butuh sequel dong.. feel nya dapet banget....
BalasHapus