Sabtu, 02 Maret 2013

[FF] Drabble // ChanBaek//







         "Chanyeol!! Sudah kubilang jangan mengikutiku!" bentak namja berperawakan mungil itu dengan sorot matanya yang tajam ke arah seseorang yang dipanggil Chanyeol tadi.


"Itu tugasku Baekkie.." jawab Chanyeol santai dengan kedua tangan tetap di saku celana seragam sekolahnya.

"Aku mau main dengan temanku! Jangan ikut campur! Aku bukan anak kecil yang harus dijaga setiap saat! Sana pergi!" pekik Baekhyun emosi, ia melangkahkan kakinya gusar menjauhi Chanyeol menuju ke sebuah mobil sport hitam yang sudah menunggu nya di depan gerbang sekolah.

"Mau kemana Baekhyun?" tanya Chanyeol menahan pundak Baekhyun. Baekhyun tak menjawab, ia menepis kasar tangan Chanyeol dan melangkah hendak membuka pintu mobil. Namun dengan cepat Chanyeol menahan tangan Baekhyun dan menyeretnya menjauh.

"Maaf Kai, kau pulang duluan saja.. Baekhyun pulang denganku," ucap Chanyeol saat Kai membuka kaca mobilnya. Kai hanya melihat ke Baekhyun lalu mengangguk pelan dan melajukan mobilnya.

"Apa yang kau lakukan??! Aku mau cari buku buat ujian dengan Kai!!" bentak Baekhyun kesal.



"Appa mu memintaku membawamu pulang Baekkie... Nanti kau bisa beli denganku atau Jung ahjussi, Mengertilah!" ucap Chanyeol tegas namun tetap dengan intonasi sedang, ia tau Baekhyun tak suka dibentak.

"Aku tidak mau mengerti! Kau dan Appa ku sama saja! Aku membencimu!! Jangan dekat-dekat aku lagi!" bentak Baekhyun yang mulai kalap kemudian berlari pergi meninggalkan Chanyeol yang hanya bisa mengepalkan tangannya dan menghembuskan nafasnya berat.

Benar saja, kalau bukan karena pekerjaannya.. Ia tak akan mau mengekor Puppy semacam Baekhyun itu. Anak tunggal dari seorang pengusaha ternama tempatnya bekerja menjadi salah seorang maid. Kebetulan saja keduanya bersekolah ditempat yang sama, Chanyeol dibebani pekerjaan yang mengharuskannya mengawasi Baekhyun dengan imbalan bebas biaya sekolah sampai lulus nanti. Maka dari itu ia harus bersabar menghadapi tingkah Baekhyun yang sulit diatur.

Meskipun alasan ia bersabar juga bukan hanya itu...

Malam mulai larut, namun batang hidung mancung Chanyeol belum juga terlihat. Tubuhnya yang hampir menyamai tinggi nya tiang rumah Baekhyun tak juga muncul.

"Anak itu kemana? Kalau Tuan Byun pulang nanti bisa kena damprat..kalau dia tidak ada di rumah..." bisik Yoorin, salah satu maid yang bekerja di keluarga Byun.

"Entahlah, biasanya tuan muda Baekhyun juga pulang bareng dia... Ini tadi tumben pulang sendiri..." jawab maid lainnya.

Hal tersebut tak sengaja terdengar oleh telinga tajam Baekhyun yang kebetulan sedang mengambil minum di kulkas.

"Chanyeol belum pulang?" pikirnya, sesaat ia melirik ke arah jam dinding di sampingnya.

"Jam 10 malam.. Humm..." ucapnya lirih, namun sesaat kemudian seringaian kecil terukir indah di wajahnya. Ia bergegas menuju kamarnya kembali dan menyahut tasnya. Diambilnya ponsel yang tergeletak di mejanya dan terlihat ia tengah menghubungi seseorang.

"Kai, dimana? Cepat jemput aku di gang depan! Aku tunggu disana, Ok!? Sekarang!" ucapnya cepat kemudian ia memutuskan sambungan telepon dan bergegas mengendap keluar rumah. Baekhyun memanfaatkan kesempatan besar ini, kalau ada Chanyeol ia tak mungkin bisa lolos.

Jalanan mulai sepi, hanya suara langkah Baekhyun yang ikut mengaluni malam sunyi itu. Hampir dekat dengan gang depan, tiba-tiba seseorang menahan pundaknya. Hal itu membuat Baekhyun spontan membalik badannya.

"Hey! Siapa kau berani menyentuh pundakku?!" bentaknya sambil menepis tangan itu.

"Oh, kau berani juga bocah?" tanya seorang pemuda yang terlihat seperti preman itu dengan gaya menantang Baekhyun. Baekhyun yang merasa ditantang pun ikut melotot.

"Apa maumu, hah?" tanya Baekhyun balik.

"Uang.. Mana uang.." jawab preman itu dengan tangan menodong ke arah Baekhyun. Baekhyun hanya melihat tangan preman itu kemudian meludahi nya.

"Cih, kerja sana!" ucap Baekhyun tegas.

Merasa dihina, mata preman itu membulat. Ia mengepalkan tangannya dan langsung menghantam pipi Baekhyun dengan keras hingga membuat Baekhyun tersungkur di tanah.

BRUKK!

"Bocah sialan! Beraninya meludahi tanganku! Rasakan ini!" bentak preman itu kemudian mengambil sebatang kayu yang tergeletak di dekat sana dan menghantamkannya ke arah Baekhyun.

BUUGGH!!

Hantaman itu sangatlah keras, Baekhyun menutup matanya rapat-rapat.

Sakit...
Pasti rasanya teramat sakit...
Tetapi... Kenapa tak berasa sama sekali?Baekhyun perlahan membuka matanya, dan seketika matanya membulat melihat Chanyeol berada di atasnya dan menghadapnya.

"Ch..Chan..." ucapnya terbata.

"Pergi dari sini.. Atau kau mau mati karena berani menyentuh tuanku dengan tangan kotormu?" tanya Chanyeol tetap dengan posisinya.

"Cih... Sial!" gumam preman itu kemudian berlari pergi meninggalkan Chanyeol dan Baekhyun.

"Chanyeol? Ka..kau..." Baekhyun masih melotot kaget, jadi yang kena pukul tadi adalah Chanyeol? Tapi kenapa ia bersikap biasa? Apa dia punya kekuatan? Sihir? Berbagai macam pertanyaan muncul satu per satu di kepalanya.

Chanyeol membangunkan Baekhyun dan membenahi bajunya.

"Kau tidak apa-apa? Kenapa keluar malam-malam?" tanya Chanyeol lembut, tangannya perlahan bergerak ke arah pipi Baekhyun yang terkena pukulan tadi.

"Maaf.. Kau jadi terluka, aku telat.." ucapnya.

"Ap.. Apa-apaan kau?? Aku bukan anak kecil! Luka begini juga biasa! Lagipula ini salahmu, tidak pulang tepat waktu!" bantah Baekhyun menepis tangan Chanyeol. Entah ia sadari atau tidak, sosok Chanyeol mulai membuat hatinya goyah...

"Iya maaf, ayo pulang..." jawab Chanyeol datar lalu berjalan mendahului Baekhyun.

Baekhyun hanya diam dan berjalan di belakang Chanyeol sambil menatap punggung lebar itu, terdapat bekas tanah di punggungnya, mungkin karena pukulan tadi. Tapi gengsi merajai nya, ia tak mau dikira perhatian jika menanyakan soal pukulan tadi. Jadi Baekhyun memilih untuk diam.

Sesampainya di rumah, Baekhyun kena marah besar karena ketahuan diam-diam keluar rumah, serta bekas pukulan di wajahnya. Ia yang tak suka dimarahi, hanya menganggap omelan Appa nya seperti angin lalu. Ia segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.

~~

Pagi ini Baekhyun merasa aneh.. Tak biasanya rumah sepi.. Apa ada sesuatu yang kurang?Iya... Ia tak melihat sosok Chanyeol dimanapun.

"Apa dia sudah berangkat duluan? Kurang ajar sekali dia!" gerutu Baekhyun sambil menyantap sarapannya dan segera bergegas ke sekolahan. 

Namun... Nihil... 

Sosok Chanyeol tak juga ia temukan. Baekhyun mulai penasaran, apa yang terjadi? Apa Chanyeol sakit? Karena kemarin?

Sepulang sekolah ia segera pulang ke rumahnya berniat menanyakan perihal Chanyeol pada maid di rumahnya. Entahlah, ia merasa ada yang tak beres.

"Kau tau Chanyeol kemana?" tanya Baekhyun langsung ke sasaran. Raut wajah maid itu berubah tak enak bercampur takut, membuat Baekhyun bertambah tak sabar.

"Jawab aku, kau tau Chanyeol dimana?" tanya Baekhyun lagi.

"Dia dipecat..." jawab Yoorin, sang kepala maid disana. Membuat Baekhyun seketika menoleh ke arahnya.

"Hah? Dipecat? Kenapa?" tanya nya polos.

"Karena gagal mengawasi tuan muda,.. Ohya, tadi dia meminta saya memberikan ini..." jawab Yoorin sambil memberikan sebuah buku soal-soal ujian pada Baekhyun.

Baekhyun melihat buku itu seksama,... 

"Buku ini...." gumamnya. 

Ya, itu adalah buku yang ingin ia beli bersama Kai kemarin... Chanyeol pulang larut karena mencari buku itu?

Baekhyun kembali ke kamarnya dan menghempaskan tubuh mungilnya di kasurnya yang empuk. Ia tak dapat merasakan apapun saat ini...

"Humm... Bagus, aku bebas tanpa ada yang cerewet mengawasiku melarang ini itu..." ucapnya girang, senyum merekah di wajahnya. Iya dia senang... Benarkah??

Namun tanpa ia sadari, ada setitik ruang yang terasa hampa di dirinya...

Waktu mulai berjalan, 3 hari tanpa pengawasan membuatnya sangat senang. Namun, titik hampa itu kini melebar menjadi sebuah lubang hitam... Yang terasa semakin menyedot segala kegembiraan Baekhyun.

Lubang yang semakin lama semakin melebar hingga membuat dadanya terasa begitu sesak..

Rindu...

Benar... Ia tak bisa membohongi hatinya... Ia merindukan sosok itu... Dengan cepat ia menanyakan keberadaan Chanyeol kepada para maidnya. Setelah mendapatkan info tentang alamat tempat tinggal baru Chanyeol, ia segera bergegas kesana tanpa berpikir panjang. Rasa rindu dan hampa mengalihkan semua ego nya...

Langkah mungilnya terhenti di depan sebuah apartement kecil yang cuma dihuni 1 atau 2 orang saja. Jantungnya mulai berdetak tak beraturan... Ia meneguk kasar salivanya memberanikan diri untuk mengetuk pintu yang dibaliknya ada seseorang yang begitu ia rindukan keberadaannya...Tangan mungilnya gemetar, sedikit demi sedikit terangkat ke atas berniat mengetuk pintunya.

Tok...tok...tok.. 

Ketuknya pelan, digigitnya bibir bawahnya cemas... Rasa rindu dan rasa bersalah nyelimutinya jadi satu. Ia takut... Sangat takut Chanyeol akan membencinya karena membuatnya dipecat...Tak lama kemudian saat ia akan mengetuk pintunya lagi, tiba-tiba pintu terbuka...Baekhyun langsung membalikkan badannya ke belakang.

"Ya? Nugu?" 

Suara ini...

Suara yang selalu mengusik ketenangannya...Suara berat yang selalu menghantui kehidupannya yang indah...Suara seorang Park Chanyeol... Yang ia rindukan... 

Benar! Itu suara Chanyeol.

Tangan Baekhyun gemetar... Ia tak berani membalikkan badannya menghadap Chanyeol.

"Hey, kau cari siapa?" tanya Chanyeol yang menatap bingung namja di depan nya, namun ia menyadari sesuatu... Tali sepatu itu, tali sepatu yang selalu tak pernah diikat oleh pemiliknya..

"Baekkie?"

DEG! 

Detakan jantung Baekhyun terhenti saat namanya terucap dari mulut Chanyeol.

Chanyeol meraih pundak Baekhyun berniat membalik badannya..

"Baek..."

BRUKK!
Secepat kilat, tidak... Bahkan melebihi kecepatan kilat, Baekhyun berbalik dan berhambur memeluk Chanyeol dengan sangat erat. Membuat Chanyeol mematung seketika... Aliran darahnya membeku saat itu juga. Apa yang terjadi??

"Baekkie... Ke..kenapa?" tanya Chanyeol bingung, namun Baekhyun tak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya dalam pelukan Chanyeol.

"Akhh..." rintih Chanyeol tertahan, suaranya amat pelan namun Baekhyun mendengarnya. Ia segera melepas pelukannya namun tetap menunduk.

"Kenapa... Yeollie? Kau sakit?" tanya nya dengan wajah tertekuk. Chanyeol segera menggandeng Baekhyun masuk ke dalam apartement nya dan mendudukannya di lantai samping tempat tidurnya.

"Kenapa menunduk terus? Ada masalah?" tanya Chanyeol balik.

"Kau yang kenapa? Kenapa tadi merintih? Kenapa pergi?" tanya Baekhyun bertubi-tubi sambil mengangkat wajahnya. Meski hanya sedikit, namun Chanyeol dapat melihat genangan air bening di sudut mata Baekhyun.

"Hmm... Tidak apa, hanya luka sedikit.." jawab Chanyeol masih terus menatap Baekhyun.

"Apa... Luka karena malam itu? Ma... Maaf Yeollie..." ucapnya dengar tubuh gemetar, cairan garam itu meleleh..
Chanyeol yang kaget segera membawa Baekhyun dalam pelukannya.

"Kenapa menangis, hm? Itu sudah tugasku kan.." tanya nya, mengeratkan pelukannya.

Nyaman... Perasaan nyaman itu menyeruak menghangatkan hatinya. Sudah sejak lama ia ingin merengkuh tubuh mungil Baekhyun yang sok kuat itu.

"Tapi.. Gara-gara aku Chanyeol dipecat.. Hiks.. Aku memang susah diatur, dan jahat padamu.. Tapi.. Kembalilah Yeollie... Jangan pergi...hiks.." ucap Baekhyun disela isakannya. Diremasnya kuat baju dibagian dada Chanyeol.

"Kenapa? Kenapa aku harus kembali? Bukankah kau jadi leluasa pergi main kalau tak ada aku?" tanya Chanyeol.

"Tidak... Aku mau Chanyeol..." jawab Baekhyun setengah bergumam. Chanyeol tersenyum singkat, ia paling suka kalau sikap manja Baekhyun keluar. Ia sangat mudah digoda.

"Benarkah? Kenapa mau aku?" tanya Chanyeol lagi.

"Karena... Karena hanya Chanyeol yang bisa aku bully..." jawab Baekhyun asal, lagi-lagi ia menutupi perasaannya.

"Benarkan? Mau membully ku seperti apa tuan muda?" tanya Chanyeol kemudian menundukkan sedikit wajahnya, dilonggarkannya pelukan itu. Tangan kanannya menarik dagu Baekhyun agar menghadap ke atas, dan dengan cepat ia menyambar bibir mungil Baekhyun sebelum Baekhyun sempat berontak. Mata Baekhyun membulat menerima perlakuan Chanyeol yang tiba-tiba, ia sempat berontak dan mendorong-dorong pundak Chanyeol, tetapi Chanyeol memegangi tangannya dan menekan punggung Baekhyun ke arahnya, melumat bibir itu lembut, terlihat memaksa tapi itu sama sekali bukan ciuman yang didasari nafsu. Perlahan Baekhyun melemah, ia menutup matanya perlahan... Membalas ciuman Chanyeol. Menetapkan hatinya...

Perlahan Chanyeol melepaskan tautan bibir mereka, Baekhyun yang tersadar segera menundukkan wajahnya. Namun Chanyeol berhasil mencegahnya.

"Jangan menunduk... Aku mencintaimu..." ucap Chanyeol tanpa basa basi. Ditangkupnya wajah Baekhyun dengan kedua tangannya.

"A...apa? Ka..kau kenapa bicara begitu?" tanya Baekhyun masih mempertahankan gengsinya yang tiba-tiba muncul kembali. Chanyeol yang sudah hafal dengan sifat Baekhyun hanya tersenyum.

"Ya sudah kalau begitu, tidak jadi..." ucap Chanyeol lalu melepaskan tangannya dan berbalik membelakangi Baekhyun.

Baekhyun yang bingung jadi bertambah kesal, beraninya dia memperlakukan seorang tuan muda seperti ini.

"Apa-apaan kau? Bagaimana bisa tidak jadi??" gerutu Baekhyun kesal.

"Tidak apa-apa, sana pulang dan cari orang buat mengawasimu... Aku mau ist-" ucapan Chanyeol terputus ketika tiba-tiba ia merasakan tangan Baekhyun melingkar di perutnya. Dan ia bertambah kaget saat Baekhyun mengecup punggungnya yang terluka.

"Maafkan aku... Luka ini.. Akan aku sembuhkan... Yeollie jangan marah.. Aku bukan tipe yang suka menunjukkan perasaanku,.. Tapi... Aku sayang Chanyeol.. jangan pergi.. tetaplah disii Baekkie.." ucapnya pelan. Chanyeol memegang tangan Baekhyun kemudian berbalik. Dan menutupi mata Baekhyun dengan telapak tangan kirinya. Ia tau tuan muda nya ini punya gengsi yang besar, jadi ia tak mau membuatnya malu.

"Aku tau ..." ucap Chanyeol lalu kembali mengecup bibir Baekhyun yang matanya tertutup.

"Pelan-pelan... Akan kubuat Baekhyun lebih sering menunjukkan perasaannya padaku.." bisik Chanyeol dengan bibir masih menempel di bibir Baekhyun.

"Aku akan ada disisimu... Tak akan aku biarkan siapapun menyentuhmu atau mereka akan habis di tanganku..." ucapnya pelan, Baekhyun hanya tersenyum dan mengangguk..

"Yeollie..."

"Hm?"

"Ssss...sarang...hae.."

"Haha... Nado Baekkie.."

"Yaaa!! Jangan tertawa!"

"Haha.. iya, nado saranghae Baekkie.."

~~

"Yoboseyo? Yoorin noona... Kau bilang kalau aku dipecat pada Baekhyun? Aku kan cuma disuruh istirahat di rumah.."

"Haha... Iya, biar sekali-sekali dia kapok! Dia sudah minta maaf padamu?"

"Wow..kau jahat sekali, haha.. Tapi gomawoyo, aku mendapatkan lebih dari ucapan maaf..."

"Apa itu?"

"Aku mendapatkan hatinya..." jawab Chanyeol dalam hati.






============= THE END============













via: http://www.facebook.com/koreanfanfictions//[Rhein]

5 komentar:

  1. wahh daebak chanbaek couple...

    BalasHapus
  2. nde ^^ gomawo udah mampir sama komennya

    BalasHapus
  3. Ff ny bagus thor.. minta squel doongg...

    BalasHapus
  4. ntr mimin coba ngomong sama author putra ya ^^ baca juga ff yang lain. gomawo udah mampir

    BalasHapus
  5. Wah... sweet banget... butuh sequel dong.. feel nya dapet banget....

    BalasHapus